JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Emak-emak ngamuk kepada karyawan supermarket karena susu UHT yang dibelinya tak dingin.
Emak-emak itu mengembalikan susu UHT tersebut dan meminta dikembalikan uangnya.
Bukan hanya itu, ia juga mendesak karyawan minimarket untuk mengganti ongkos yang dikeluarkan.
Video emak-emak yang ngamuk tersebut kemudian diunggah di media sosial. Tak lama kemudian, video emak-emak yang ngamuk karena susu UHT akhirnya viral.
Video yang memperlihatkannya marah-marah tersebut mendapatkan beragam tanggapan dari warganet.
BACA JUGA:
Tak sedikit yang mempertanyakan aksinya mempersoalkan hal tersebut karena, menurut warganet, susu UHT yang dijual di minimarket memang disimpan di rak ruangan, bukan lemari pendingin.
Warganet juga menyarankan agar ibu tersebut menyimpan susu di kulkas sebelum dikonsumsi dibanding mengeluarkan tenaga lebih untuk melakukan protes ke minimarket.
Berkaca dari peristiwa ini, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Jakarta Sofiyani Chandrawati Anwar mengingatkan agar memeriksa label kemasan untuk mengetahui cara menyimpan produk pangan yang tepat.
"Sebenarnya untuk penyimpanan di saran distribusi seperti itu, kita harus memperhatikan label yang ada," ujar Sofie ketika ditemui di Aston Kartika Grogol Hotel, Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya melakukan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa).
Pada label sendiri, selalu ada informasi cara penyimpanan produk, seperti harus berada di suhu ruang atau suhu tertentu. Untuk itu masyarakat disarankan untuk membacanya terlebih dahulu.
"Misalnya harus disimpan pada suhu di bawah 10 derajat, berarti kan harus dimasukkan di kulkas atau freezer," tuturnya.
Begitu halnya dengan penyimpanan susu UHT yang tengah dipersoalkan.
"Kalau untuk susu UHT itu, saya harus lihat kemasannya. Setahu saya di suhu ruangan biasa ya. Tapi pada saat sudah dibuka, biasanya ada keterangan untuk disimpan di kulkas," tandasnya.