BACA JUGA:
- Resmi, Surat Pembatalan Kenaikan UKT Disebar ke PTN di Seluruh Indonesia
- Persiapan Dana Pendidikan Anak: Jaga-jaga Untuk Siasati Kenaikan UKT
Karena, lanjutnya, masyarakat kalangan tersebut telah mengorbankan biaya hidup dan pendapatan karena salah satu tumpuan ekonomi sedang tidak bekerja demi kuliah.
"Pemerintah mestinya berterimakasih kepada mereka ini yang tetap mengirim anaknya kuliah meskipun dengan susah payah."
Hal ini sekaligus menghargai budaya yang menjunjung tinggi pendidikan.
Ia mengungkapkan bahwa masih banyak keluarga di Indonesia yang kurang atau tidak menghargai pendidikan, sehingga seringkali pendidikan dianggap buang waktu dan uang saja.
Oleh karena itu, pemerintah harus memiliki tekad yang kuat untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi semua keluarga termasuk dari keluarga menengah ke bawah untuk mengirim anak-anaknya berkuliah di perguruan tinggi negeri.
"Itu dulu yang harus dicanangkan," tegasnya.
BACA JUGA:
- Kabar Gembira, UKT PTN Batal Dinaikan Tahun Ini, Ini Penjelasan Mendikbudristek Nadiem Makarim
- Soal UKT Mahal, Megawati Soekarnoputri Sentil Nadiem Makarim dan Sri Mulyani
Terlebih, Indonesia saat ini dalam kondisi darurat untuk mendapatkan momentum manfaat dari bonus demografi.
Ia menekankan, anak-anak muda yang ada sekarang harus mendapatkan pendidikan yang baik sampai sarjana agar dapat memajukan Indonesia.
"Kalau yang kuliah hanya 30% untuk anak-anak usia yang seharusnya kuliah, maka kita sedang menunggu panen masalah nanti."
Salah satunya adalah kekurangan tenaga manajerial dan kepemimpinan di masa 10 tahun mendatang.
Padahal, Indonesia Emas 2045 yang digadang-gadang itu hanya tinggal 25 tahun.
Totok lantas membandingkan anak-anak dari keluarga tidak mampu di luar negeri mendapatkan lebih banyak opsi untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan kuliahnya.
"Bentuknya macam-macam, misalnya beasiswa dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, beasiswa perusahaan (CSR), beasiswa dari kampus, beasiswa berbasis riset atau proyek riset khusus, beasiswa untuk bidang atau program studi tertentu yang menjadi target nasional (energi alternatif, pangan, AI, robotik, sinematografi, dsb)," laparnya.
"Program yang disebut 'work-study' untuk memberi peluang buat mahasiswa membayar kuliahnya dengan bekerja di kampus, dan terakhir pinjaman lunak yang bunganya sangat rendah dan dibayar sesudah lulus dan bekerja nanti."(anisa/zahro)