JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Pengguna Starlink di Indonesia dihebohkan dengan kebijakan pemangkasan kecepatan internet yang diberlakukan sejak akhir bulan Juni 2024. Kecepatan download yang sebelumnya mencapai 200-300 Mbps, kini dibatasi menjadi maksimal 159 Mbps. Hal ini menimbulkan pertanyaan dan spekulasi di kalangan pengguna.
Fenomena ini dipicu oleh lonjakan pengguna Starlink di Indonesia, terutama di area padat penduduk seperti Jabodetabek dan Bandung. Peningkatan pengguna yang signifikan ini secara langsung berdampak pada congestion jaringan, yang menyebabkan penurunan performa internet seperti lag dan buffering saat streaming video.
Menurut penelusuran yang telah dilakukan, terdapat dua faktor utama yang melatarbelakangi keputusan Starlink:
BACA JUGA:Elon Musk Berkunjung ke Bali Terapkan Starlink di Puskesmas, Luhut: 'Ini Satu Langkah Bagus'
BACA JUGA:Tak Jadi Kerja Sama dengan Indonesia, Starlink Milik Elon Musk Terpikat Australia
1. Mengatasi Congestion Jaringan
Lonjakan pengguna Starlink di Indonesia, terutama di area padat penduduk, bagaikan bom waktu bagi kelancaran jaringan. Ibarat jalan tol, lonjakan kendaraan ini memicu congestion, di mana bandwidth tak lagi mampu menampung trafik data yang tinggi. Akibatnya, performa internet pun menukik tajam, dengan lag dan buffering yang menjadi momok bagi pengguna yang ingin streaming video, bermain game online, atau mengunduh file besar.
Pemangkasan kecepatan, bagaikan solusi pahit, diyakini Starlink sebagai langkah penyelamatan untuk mendistribusikan bandwidth secara lebih merata. Dengan begitu, diharapkan semua pengguna dapat merasakan pengalaman internet yang stabil, meski tak secepat sebelumnya.Starlink, dalam upayanya untuk mengatasi congestion dan memastikan pengalaman internet yang stabil bagi semua pengguna, memberlakukan pemangkasan kecepatan. Hal ini diharapkan dapat mendistribusikan bandwidth secara lebih merata, sehingga meminimalisir bottleneck dan lag.
Kebijakan ini, meskipun bertujuan baik, menuai pro dan kontra. Di satu sisi, beberapa pengguna mengeluhkan penurunan performa internet yang signifikan, terutama bagi mereka yang mengandalkan internet untuk aktivitas yang membutuhkan kecepatan tinggi seperti streaming video 4K, gaming online, dan transfer data besar.
2. Strategi Bisnis
Di sisi lain, muncul spekulasi bahwa pemangkasan kecepatan ini merupakan bagian dari strategi bisnis Starlink untuk mendorong pengguna beralih ke paket yang lebih tinggi, dengan harga yang tentunya lebih mahal. Hal ini dikarenakan Starlink menawarkan paket layanan dengan harga yang bervariasi, di mana paket dengan kecepatan lebih tinggi umumnya lebih mahal.
Spekulasi ini diperkuat dengan kurangnya transparansi dari pihak Starlink dalam mengkomunikasikan kebijakan ini kepada pengguna. Hingga saat ini, Starlink belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kebijakan ini, dan hanya memberikan penjelasan singkat melalui email kepada beberapa pengguna.
Meskipun demikian, kebijakan ini menuai kritik dari beberapa pengguna yang kecewa dengan penurunan performa internet. Mereka mempertanyakan transparansi Starlink dalam mengkomunikasikan kebijakan ini dan menuntut penjelasan yang lebih detail.
BACA JUGA:Starlink, Internet Provider Dari Elon Musk Dengan Kecepatan Setan