JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Per bulan Juni ini, dunia ekonomi tengah dihadapkan dengan defisit sebesar Rp21,8 triliun atau 0,10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akibat penerimaan yang diterima oleh negara ternyata jauh lebih rendah, yaitu Rp1.123,5 triliun sedangkan belanja Rp1.145,3 triliun.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, desain APBN tahun 2024 yang disetujui DPR RI untuk defisit, yakni sebesar 2,29 persen dari PDB. Sehingga, defisit 0,01 persen masih berada di dalam target.
"Pendapatan Indonesia sampai akhir Mei memang mengalami tekanan. Growth-nya negatif sampe 7,1 persen," Ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis resminya pada Kamis (27/06).
Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami penurunan signifikan sebesar 3,3 persen (Rp2251,4 triliun), setelah Mei tahun sebelumnya terkumpul hingga Rp260 triliun.
BACA JUGA:
- Akui Pendapatan Buruh Banyak Terbebani, Sri Mulyani Sebut Tapera Permudah Buruh Beli Rumah, Indef: Gak Urgent
- Profil Sri Mulyani, Menteri Keuangan Favorit Era Jokowi dan Prabowo Nantinya
"PNBP kita memang turun 3,3 persen, itu lagi-lagi juga karena sumber daya alam yang merupakan salah satu penyumbang PNBP mengalami koreksi," Jelas Sri Mulyani.
Kendati demikian, Sri Mulyani menyatakan bahwa situasi saat ini masih terbilang aman dan terkendali karena jumlah defisit tersebut masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2024.
"Sekarang kan masih 0,1 persen, itu masih relatif on-track dengan total overall balance tahun ini yang menurut UU APBN 2024 adalah didesain dengan defisit 2,29 persen. Dalam hal ini bulan Mei 2024 primary balance kita masih surplus Rp184,2 triliun, ini masih sangat tinggi surplus dari primer balance," Ujar Sri Mulyani.
(Bianca Khairunnisa).