JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Pelabuhan Bakauheni tengah mengalami sterilisasi besar-besaran yang dimulai pada 23 Juni 2024 oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan di pelabuhan strategis tersebut.
Sterilisasi berlangsung selama kurang lebih satu bulan, dilengkapi dengan pemasangan kamera CCTV dan dukungan personel kepolisian untuk mengantisipasi potensi protes dari pihak-pihak terkait.
Kebijakan Sterilisasi: Tujuan dan Implementasi
PT ASDP menekankan bahwa sterilisasi ini merupakan bagian dari upaya modernisasi pelayanan dan peningkatan keamanan di Pelabuhan Bakauheni. Langkah ini dianggap perlu untuk meminimalisir potensi risiko dan meningkatkan efisiensi operasional.
BACA JUGA:
- Ini Penyebab Macet Panjang di Pelabuhan Merak, ASDP: 20 Ribu Mobil Datang Bersamaan
- Tarif Penyeberangan Kapal Bakauheni-Merak Bakal Naik, Segini Besarannya
Dalam rangka implementasi, ASDP tidak hanya memasang kamera CCTV di berbagai titik strategis, tetapi juga meningkatkan pengamanan dengan bantuan personel dari TNI dan Polri .
Namun, kebijakan ini memicu reaksi keras dari pengurus penyeberangan truk. Mereka khawatir bahwa sterilisasi tersebut akan membatasi kemampuan mereka untuk memantau truk yang bekerja sama dengan mereka, mengganggu kelancaran operasi penyeberangan. Ketidakpuasan ini memuncak dalam aksi protes yang terjadi pada 21 Juni 2024.
Kronologi dan Tuntutan Protes
Pada 21 Juni 2024, ratusan pengurus penyeberangan truk melakukan demonstrasi dengan memblokade akses masuk dermaga pelabuhan menggunakan sepeda motor. Mereka menolak keras sterilisasi zona pelabuhan, dengan alasan bahwa pembatasan akses akan merugikan pengawasan operasional truk yang mereka kelola.
BACA JUGA:
- Hasil Final Kaohsiung Masters 2024: Jesita/Febi Raih Gelar Juara Usai Hantam Tuan Rumah
- Sah! Beby Tsabina Resmi Dipinang Rizki Natakusumah, Segini Maharnya
Keesokan harinya, PT ASDP mencoba meredakan ketegangan dengan menyediakan ruang tunggu khusus di zona terminal bus pelabuhan. Meski demikian, pengurus penyeberangan menilai solusi ini tidak memadai karena mereka tetap tidak diizinkan memasuki zona pelabuhan yang lebih dekat dengan dermaga.
Protes ini menggarisbawahi kekhawatiran pengurus penyeberangan tentang potensi gangguan terhadap aktivitas operasional mereka, termasuk kemampuan memantau dan mengelola truk secara efektif. Mereka mendesak agar kebijakan sterilisasi dievaluasi ulang untuk memastikan tidak ada pihak yang dirugikan dalam prosesnya.
Tantangan Cuaca: Ancaman Gelombang Tinggi
Selain menghadapi tantangan dari sisi operasional, kondisi cuaca juga menjadi perhatian di wilayah Pelabuhan Bakauheni. Potensi gelombang laut tinggi diperkirakan terjadi di beberapa wilayah, termasuk Selat Sunda bagian Selatan dan Perairan Selatan Banten, serta Samudera Hindia Selatan Banten.
BACA JUGA:
- Diduga Dianiaya Oknum Polisi, Bocah 13 Tahun di Padang Tewas Jasadnya Mengapung di Sungai
- Prediksi Euro 2024 Timnas Swiss vs Jerman Matchday 3, Peluang Die Mannschaft Amankan Tiket 16 Besar