Beberapa penelitian juga telah mengaitkan penggunaan obat tidur jangka panjang dengan peningkatan risiko gangguan psikologis, termasuk depresi dan kecemasan. Penggunaannya dapat mempengaruhi keseimbangan kimia otak dan memicu masalah kesehatan mental pada beberapa individu.
BACA JUGA:
- Rekomendasi 5 Vitamin untuk Menjaga Kesehatan Jantung: Perbanyak Konsumsi Sayuran Hijau
- Catat! Tips Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik Pada Lansia Agar Terhindar Dari Penyakit Degeneratif
Alergi
Efek samping obat tidur berikutnya adalah alergi bagi beberapa orang. Tanda-tanda reaksi alergi yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat tidur meliputi:
- Ruam atau gatal-gatal pada kulit
- Sesak napas atau rasa tercekik
- Mengalami diare, mual atau muntah
- Sakit kepala
Gangguan tidur lainnya
Penggunaannya dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan masalah tidur lainnya, termasuk insomnia yang lebih parah setelah berhenti menggunakan obat tidur. Fenomena ini disebut “rebound insomnia” dan dapat membuat sulit bagi seseorang untuk menghentikan penggunaannya.
Kebanyakan ahli setuju bahwa obat tidur tidak boleh digunakan dalam jangka panjang. Obat tidur paling baik digunakan untuk stres jangka pendek, jet lag, atau masalah tidur ringan jangka pendek.
Ada bukti terbatas tentang keamanan dan kemanjuran penggunaan obat tidur selama lebih dari empat minggu, tetapi beberapa penelitian menemukan bahwa penggunaan obat tidur setiap hari dapat dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi. Semoga bermanfaat!