Pasca-tragedi G30S 1965, Gereja Katolik berusaha untuk mengerem kekejaman yang saat itu tengah terjadi di mana-mana. Dengan semangat kasih gereja Katolik, mereka menegaskan bahwa yang harus dimusuhi adalah ideologi jahatnya, bukan orangnya. Umat Katolik pun didorong untuk ikut aktif dalam proses pembangunan masyarakat dan negara dari situasi yang sedang porak-poranda. Kekacauan yang terjadi di mana-mana memunculkan wabah kelaparan dan penyakit berjangkit. Melihat kondisi itu, gereja berusaha membantu dengan membagikan sumbangan pangan dan obat-obatan dari sesama umat Katolik luar negeri.
BACA JUGA:Timnas Portugal vs Timnas Irlandia di Friendly EURO 2024, Head to Head dan Live Streaming
Era Reformasi
Pada masa Reformasi, mantan Presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang juga pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia, turut memberikan kontribusi positif terhadap umat Katolik. Romo Kepala Gereja Katolik Paroki di Surabaya, Fransiscus Hardi Aswinarno, mengatakan bahwa Gus Dur menjadi satu-satunya presiden yang pernah berkunjung ke gerejanya sampai saat itu.