JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Masuknya agama Kristen Katolik ke Nusantara memiliki catatan tersendiri dalam sejarah Indonesia. Agama Katolik masuk dan berkembang di Nusantara pada periode kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Eropa.
Adalah bangsa Portugis yang membawa ajaran Kristen Katolik ke Nusantara. Mereka berlayar dengan tujuan mencari rempah-rempah. Orang-orang Portugis ini mengusung misi 3G yaitu gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (agama), dalam penjelajahan ke dunia baru.
BACA JUGA:Berapa Lama Memanaskan Mesin Motor Injeksi Agar Mesin Awet? Ini Jawabannya!
Dengan demikian, sebelum Islam menyebar di seluruh Indonesia, kekristenan hadir dengan menancapkan kukunya di daerah-daerah yang belum terlalu dimasuki Islam maupun Hindu dan Buddha, seperti Maluku, Timor, sebagian Sumatera dan Sulawesi, hingga akhirnya Papua.
Salah satu tujuan pelayaran Portugis adalah Kepulauan Maluku yang memang menjadi surga rempah-rempah, komoditas yang amat laku dan mahal di Eropa.
Kedatangan Portugis di Maluku diterima di Maluku, termasuk oleh Kesultanan Ternate. Bahkan, Portugis diizinkan membangun benteng yang berfungsi sebagai pangkalan militer, pedagang, dan pusat agama di wilayah Ternate yang terletak di Maluku Utara.
Menurut tulisan Usman Nomay berjudul "Portugis dan Misi Kristenisasi di Ternate” dalam jurnal Fikrah (Volume 2, Juni 2014), bangsa Portugis mengusung misi Jesuit. Di mana saja dan kapan saja serta tanah mana yang mereka datangi dan tempati, pengabaran injil adalah sebuah pesan suci yang perlu dilaksanakan.
BACA JUGA:Catat! Begini Cara Dapat Cashback Promo Tiket KAI Melalui BNI, BSI, Mandiri dan Muamalat
Misionaris Portugis di Maluku
Beberapa misionaris terkenal yang menyebarkan agama Katolik di Maluku antara lain Gonzalves Veloso, Fernao Vinagre, dan Simon Vaz. Simon Vaz bahkan menjadi orang pertama yang mengkristenkan sejumlah bangsawan Ternate, termasuk Sultan Ternate Tabariji (1533-1534). Pada 1536, Simon Vaz meninggal dunia karena terbunuh. Setelah itu, hadir tokoh militer Portugis, Antonio Golvao, yang membuka sekolah Kristen Katolik di Ternate. Penyebaran ajaran Kristen Katolik di Maluku terus dilakukan oleh bangsa Portugis hingga 1575, sebelum akhirnya mereka diusir dari Nusantara.
Era Hindia Belanda
Pastor F van Lith SJ lantas mulai melaksanakan misi katoliknya dengan datang ke Muntilan pada 1896. Awalnya, usaha Pastor van Lith masih belum menunjukkan hasil. Namun, hal ini tidak mematahkan semangatnya untuk menyebarkan ajaran Katolik di Nusantara. Pada 1900, Pastor van Lith mendirikan sekolah guru di Muntilan bernama Normaalschool. Empat tahun kemudian, ia juga mendirikan Sekolah Pendidikan Guru (Kweekschool).
Masih di tahun yang sama, tiba-tiba ada empat orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumahnya untuk meminta diajarkan pelajaran agama. Kemudian pada 15 Desember 1904, rombongan pertama orang Jawa sebanyak 178 orang dibaptis di mata air Semagung yang saat ini dikenal dengan nama Sendangsono. Sejak saat itu, pertumbuhan agama Katolik pun terus berkembang.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca Jabodetabek Selasa 11 Juni 2024, Waspada Hujan Ringan hingga Disertai Petir
Era Orde Baru