JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Saat ini mobil matic menjadi favorit di berbagai kalangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Karena semakin banyak peminatnya, hampir semua produsen mobil mengeluarkan produk transmisi matic mulai dari jenis sedan sampai jenis mobil SUV.
Walaupun mobil matic menggunakan teknologi yang canggih, namun tidak lepas dari masalah, salah satunya adalah mengalami mogok.
BACA JUGA:5 Kesalahan Umum Pengendara Mobil Matic, Awas Bisa Bikin Transmisi Rusak
BACA JUGA:Jangan Disepelekan, Begini Cara Memanaskan Mobil Matic dan Manual yang Tepat
Jika mobil mengalami mogok, tentu sangat menjengkelkan. Karena tidak semua orang bisa mengatasinya.
Apalagi ada aturan khusus untuk mobil matic jika mogok yaitu tidak bisa sembarangan mendorongnya.
Hal ini berbeda dengan mobil dengan transmisi manual yang bisa didorong dengan bebas.
Melansir dari keterangan Auto2000, kekhawatiran soal mendorong mobil matic bisa rusak lantaran terkait pemahaman soal pelumasan komponen-komponen di transmisi mobil matic sangat mengandalkan cairan hidrolis.
Cairan hidrolis tersebut kemudian bisa bersirkulasi ketika mesin mobil dalam posisi menyala. Ini karena, untuk melakukan sirkulasi dibutuhkan pompa hidrolis.
Perlu diketahui, untuk melumasi komponen-komponen dalam transmisi mobil, cairan hidrolis memang sangat bergantung dengan pompa hidrolis yang hidup.
Namun demikian, transmisi tidak semata-mata langsung mengalami kerusakan ketika mobil dipindahkan ke tempat lain dalam posisi mesin mati.
Untuk sekadar didorong guna memindahkan ke tempat yang lebih aman, tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi transmisi matic mobil.
Aturan Derek Mobil Matic
apabila terpaksa harus ditarik maka yang harus diperhatikan adalah menggunakan penggerak roda depan atau roda belakang.