JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Lampung Barat sejak beberapa hari terakhir telah menyebabkan bencana alam berupa banjir dan tanah longsor di empat kecamatan.
Padang Priyo Utomo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Barat, menjelaskan insiden bencana tersebut kepada wartawan pada Kamis, 23 Mei 2024.
Bencana pertama yang terjadi adalah tanah longsor di Pemangku Rasa Maya 3, Pekon (Desa) Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (22/5/2024) sekitar pukul 21:00 WIB akibat hujan deras yang mengguyur wilayah setempat. Tanah longsor menimpa sekitar Pondok Pesantren Miftahul Huda 06 dan beberapa rumah warga di belakangnya.
BACA JUGA:
- Waspada! Indonesia Mamasuki Musim Kemarau 2024, BMKG Ingatkan Potensi Bencana
- Bencana Longsor Subang Menelan Korban Jiwa, 1 Orang Tewas 11 Luka Ringan
"Ada sejumlah rumah dan fasilitas warga yang terdampak, seperti rumah milik warga bernama Efendi yang mengalami rusak ringan, dimana bagian dapur sudah menggantung tidak ada penopang," ungkap Padang. Beberapa ruang kelas Pondok Pesantren Miftahul Huda juga mengalami kerusakan berat akibat longsor.
Kemudian, bencana banjir melanda Pekon Purawiwitan, Kecamatan Kebun Tebu. Curah hujan tinggi menyebabkan luapan Sungai Way Besai, mengakibatkan banjir dengan ketinggian air bervariasi sekitar 50 cm.
Berdasarkan data sementara, 21 rumah warga, persawahan seluas 4 hektar, dan kolam ikan seluas 5 hektar terendam.
Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung Barat, pada Rabu malam (22/5/2024) hingga dini hari Kamis, menyebabkan luapan Sungai (Way) Besai dan anak-anak sungai lainnya.
BACA JUGA:
- Prediksi BNPB: Tahun Baru di Pulau Jawa Diwarnai Hujan Lebat Berpotensi Bencana!
- BMKG Antisipasi Bencana Tsunami
Akibatnya, banjir merendam puluhan rumah warga di Pekon Purawiwitan, areal persawahan, dan badan jalan poros.
Karyanto S.E, Peratin Purawiwitan, menginformasikan bahwa hujan deras terjadi dari Isya hingga Subuh dini hari.
Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan luapan air Sungai Besai hingga merendam pemukiman warga di tiga pemangku, yakni Cipta Wangi, Ciptakarya, dan Ciptamulya. Total terdapat 21 rumah yang terendam banjir.
"Rumah yang terdampak banjir dengan kedalaman bervariasi, ada yang hingga pinggang dan lutut. Pemukiman tersebut lokasinya tanahnya rendah dan dekat dengan aliran sungai," ungkap Karyanto.
BACA JUGA:
- Lembaga Amal Internasional: Situasi Gaza Bukan Bencana tapi Apokaliptik, Luluh Lantak
- Tanggap Bengkulu Rawan Bencana, Alumni Poltekkes Kemenkes Undang Pakar, Seminar Penanggulangan, dan Kupas Peran Tenaga Kesehatan