JAKARTA,RADARPENA.CO.ID -Covid-19 yang pernah melanda dunia di tahun 2019 silam ternyata patut diwaspadai. Pasalnya dari kasus-kasus yang terjadi, virus mematikan ini tenyata masih ada.
Indonesia sebagai sebuah negara yang berdekatan dengan wilayah tempat ditemukannya virus jenis baru tersebut perlu melakukan langkah-langkah antisipasi agar virus jenis baru tidak masuk dan menular
Singapura sebuah negara tetangga di Indonesia, berhasil mencatatkan penularan Covid-19 masih terjadi dan lonjakan kasusnya naik dua kali lipat.
Rumah sakit umum mengurangi operasi yang tida k mendesak karena jumlah pasien bertambah dilansir dari New Channel Asia.
Bahkan yang lebih menghebohkan lagi selain covid-19 di Singapura kembali terdeteksi, juga muncul varian baru atau covid jenis baru yakni KP.1 dan KP2.
BACA JUGA:
- Kisah Tragis Lettu Eko, Anggota TNI AL yang Akhiri Hidupnya dengan Menebak Kepala Sendiri di Papua
- Momen Kehangatan Prabowo dan Elon Musk Bertemu di Bali
Virus Covid varian KP.1 dan KP.2 merupakan keturunan dari varian JN.1,1,1,1 merupakan turunan dari JN,1 varian Omicron dari Covid seperti disampaikan oleh Thomas Russo, MD seorang Profesor penyakit menular dari Universitt at Buffalo di New York.
Para pakar menemukan secara umum gejala-gejala dari varian baru ini, tidak berbeda dari varian sebelumnya. Seseorang yang terpapar kemungkinannya membutuhkan waktu lima atau lebih untuk menunjukkan gejala meskipun bisa muncul lebih cepat.
Para ahli memprediksikan varian baru dari covid ini memiliki kemampuan menular yang lebih cepat dan mungkin saja dapat lolos dari sistem kekebalan tubuh yang dihasilkan dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
Hingga mendekati pekan ke-2 bulan Mei atau sampai 11 Mei, perkiraan jumlah infeksi covid-19 di Singapura jenis baru ini naik menjadi 25.900 kasus dengan peningkatan mencapai 90 persen atau sebanyak 13.700 kasus dibanding periode minggu sebelumnya.
''Rata-rata rawat inap harian akibat covid 19 meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya, ''kata Kementerian Kesehatan (MOH) pada Sabtu (18) Mei.
Dirinya menambahkan bahwa rata-rata kasus harian di perawatan intensif tetap rendah, yaitu tiga kasus dibandingkan dengan dua kasus pada minggu sebelumnya.
''Departemen Kesehatan terus memantau dengan cermat lintasan gelombang ini, ''kata Kementerian kesehatan tersebut dikutip dari DISWAY.ID edisi Minggu 19 Mei 2024
Untuk melindungi kapasitas tempat tidur rumah sakit dan sebagai tindakan pencegahan rumah sakit umum telah diminta untuk mengurangi kasus operasi efektif yang tidak mendesak, dan memindahkan pasien yang sesuai ke fasilitas perawatan seperti fasilitas perawatan transisi atau rumah melalui Mobile Inpatient Care@Home tulis otoritas terkait.