Waspada! Lonjakan COVID-19 saat Nataru Diprediksi Semakin Tinggi, Ini Kata Epidemiolog

Waspada! Lonjakan COVID-19 saat Nataru Diprediksi Semakin Tinggi, Ini Kata Epidemiolog

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Iwan Ariawan, memperkirakan kasus COVID-19 ke depannya tetap terkendali. Meski kasus mengalami kenaikan, namun menurutnya tingkat fatalitasnya rendah.

Dia menilai tidak perlu ada aturan syarat perjalanan seperti menunjukkan hasil negatif tes COVID-19 atau sertifikat vaksinasi.

Menurutnya, cukup dengan perkuat protokol kesehatan seperti memakai masker di tempat maupun kendaraan umum, serta cuci tangan dan melengkapi vaksinasi.

Meski begitu, masyarakat Indonesia tak perlu khawatir. Pasalnya, EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3 merupakan bagian dari Omicron. Subvarian ini memiliki karakteristik virulensi atau kemampuan menular yang rendah.

BACA JUGA:

Meski begitu, EG.5 dan HK.3 tetap tidak boleh dianggap remeh oleh kelompok berisiki tinggi, lanjut usia (lansia), dan orang-orang dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Pemerintah Singapura melaporkan lonjakan kasus COVID-19 hingga dua kali lipat. Kenaikan juga terjadi di negara tetangga, Malaysia. Lonjakan kasus ini mendapat perhatian dari epidemiolog Masdalina Pane. 

Menurutnya, kenaikan kasus COVID-19 di Singapura dan Malaysia didominasi oleh subvarian EG.5 atau Eris dan HK.3.

Mengingat potensi kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia, Masdalina pun menitip pesan kepada masyarakat untuk tetap waspada.

Terlebih, masyarakat akan memasuki musim libur Natal dan tahun baru atau Nataru. Seperti momen besar lainnya, Nataru tahun ini juga diprediksi akan meningkatkan mobilitas penduduk dan memicu keramaian.

“Dalam menghadapi keramaian saat tahun baru, menggunakan masker dan menjaga jarak menjadi kepedulian kita,” kata Masdalina.

BACA JUGA:

“Jika mengalami gejala ringan segera ke layanan kesehatan untuk mendapat perawatan, menjaga daya tahan tubuh juga harus tetap dilakukan. Pembatasan tentu tidak menjadi pilihan terbaik,” ucapnya.

Varian virus EG.5 dan sub-rangkaiannya HK.3 adalah subvarian yang dominan secara lokal, menyumbang lebih dari 70 persen kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: