JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Pembangunan ibu kota negara alias IKN Nusantara makin hari makin gencar di perbaiki.
Pemerintah sangat serius mengejar target agar IKN Nusantara di Kaltim selesai, paling tidak untuk diselenggarakannya upacara HUT Kemerdekaan di tahun 2024.
Keberadaan IKN Nusantara sejauh ini sudah dirasakan masyarakat, seperti jalanan Kaltim makin mulus untuk memudahkan transportasi.
Hingga ekonomi Kaltim tumbuh di atas rata-rata nasional.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara membawa berkah untuk Kalimantan Timur.
BACA JUGA:Peringatan Hardiknas Kabupaten Bogor Berlangsung di Sukajaya, Ini Harapan Pj Bupati
Berdasarkan sejarah, erjalanan pemindahan IKN telah dimulai sejak era Presiden Soekarno di tanggal 17 Juli 1957. Saat itu, Soekarno memperkenalkan ide ini dengan memilih Palangkaraya sebagai lokasi potensial. Soekarno juga ingin menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia mampu membangun IKN yang modern. Namun, ide ini hanya sebatas wacana dalam rencana jangka pendek. Sebaliknya, Presiden Soekarno menetapkan Jakarta sebagai IKN Indonesia dengan UU Nomor 10 tahun 1964 tanggal 22 Juni 1964.
Pemerintah tak hanya membangun IKN Nusantara, namun juga turut membangun sejumlah infrastruktur di Kalimantan Timur. Kota-kota penyangga dan seluruh kawasan di Kalimantan Timur juga turut mendapat perhatian dari pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Adapun 10 ruas jalan dan 1 jembatan di Kaltim yang telah dibangun dan diperbaiki, membentang sepanjang 50,9 kilometer dengan anggaran sebesar Rp 561 miliar.
Berikut daftarnya
1. Riko-Maridan di Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 6,5 km dengan biaya Rp 44,7 miliar
2. Akses ke Wisata Goa Batu-Tapak Raja di Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 9,6 km dengan biaya Rp 91,3 miliar
3. Jembatan Akses ke Wisata Goa Batu-Tapak Raja sepanjang 20 meter dengan biaya Rp 8 miliar
4. Loleng di Kabupaten Kutai Kartanegara sepanjang 2,5 km dengan biaya Rp 26,1 miliar