Tidak jarang masyarakat sampai nekat menggunakan motor, untuk mudik menempuh perjalanan jauh.
Meski sebenarnya mudik menggunakan motor sebaiknya tidak dilakukan karena faktor kenyamanan dan keamanan.
Pemerintah sejak tradisi mudik ini ada selalu memberi perhatian khusus, agar pelaksanaan tradisi setahun sekali ini, bisa berjalan lancar, aman, dan tidak menimbulkan korban jiwa karena terjadi kecelakaan.
Tradisi mudik atau pulang kampung dalam pelaksanaannya tidak mengenal tingkatan ekonomi. Orang kaya mudik, orang miskinpun mudik.
Pemerintah bersama stake holder dan Perusahan-perusahaan swasta sering membantu agar masyarakat terutama orang miskin bisa melaksanakan mudik dengan menjalankan kegiatan mudik gratis
Bagi mereka yang akan mudik, sebelum melakukan mudik, biasanya lebih dulu melakukan persiapan, terutama mereka yang akan menggunakan kendaraan sendiri.
Persiapan yang dilakukan antara lain, mengecek kelayakan kendaraan, termasuk menyiapkan alat-alat perbaikan kendaraan seperti dongkrak, kunci-kunci dan lain-lain.
Selain itu persiapan lain yang dilakuka seperti menyediakan kotak obat, seperti obat anti mabuk, obat masuk angin.
Belum jelas kapan tradisi mudik lebaran, mulai dilakukan oleh masyarakat.
Tetapi diperkirakan momen budaya mudik atau pulang kampung sudah dilaksanakan masyarakat Indonesia sejak awal abad ke-20 atau sejak mulai tersedianya sarana transportasi baik darat, laut maupun udara.
Tradisi mudik di Indonesia, dewasa ini, sudah semakin mudah, cepat, aman dan nyaman.
Beberapa faktor pendukung pelaksanaan mudik antara lain, berkembangnya jual beli kendaraan baik baru maupun seken sebagai sarana transportasi mudik.
Sarana dan prasarana jalan yang semakin memadai, telah tersedianya jalan tol dimana-dimana membuat perjalanan mudik aman, lancar dan nyaman.
Kemudian kesiapan petugas, dalam mengatur arus lalu lintas mudik semakin baik, titik-titik pos pengamanan yang tersebar dimana-mana ditambah layanan-layanan bengkel mudik yang didirikan membuat kegiatan sekali setahun ini semakin baik.