GAZA, RADARPENA.CO.ID-Militer Israel meninggalkan kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza setelah mendudukinya selama 2 pekan.
Tentara Zionis meninggalkan bangunan dalam kondisi hancur dan jenazah bergelimpangan di lantai-lantai rumah sakit.
"Setelah tank-tank dan kendaraan militer Israel meninggalkan rumah sakit. Ratusan warga Gaza segera ke lokasi untuk memeriksa kondisi di fasilitas medis tersebut," tulis laporan Anadolu, Senin 1 April 2024.
BACA JUGA:12 Warga Gaza Tewas Tenggelam saat Ambil Bantuan di Laut
Militer Israel menyebut telah membunuh dan menahan ratusan orang di rumah sakit tersebut yang mereka tuduh sebagai anggota Hamas dan Jihad Islam.
Mereka juga mengklaim telah menyita senjata dan dokumen dari rumah sakit yang tak bisa dibuktikan kebenarannya.
Hamas dan staf rumah sakit membantah tuduhan itu dengan alasan hal itu hanya dalih bagi tentara Israel untuk membunuh warga sipil.
BACA JUGA:Otoritas Palestina: Netanyahu Hambat Bantuan ke Jalur Gaza
Seorang juru bicara Layanan Darurat Sipil Gaza mengatakan pasukan Israel menembak mati dua orang dalam kondisi tangan diborgol.
Selain itu tentara Zionis menggali halaman kompleks rumah sakit yang dijadikan makam menggunakan buldozer. Kemudian memeriksa mayat-mayat yang sudah dikubur.
Sementara itu rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan, banyak jenazah warga Palestina, beberapa di antaranya ditutupi selimut. Ini berserakan di lantai sekitar bangunan yang hangus.
Video lain menunjukkan, halaman rumah sakit digali habis-habisan. Selain itu banyak bangunan di sekitar rumah sakit rata dengan tanah atau terbakar.
"Saya tidak berhenti menangis sejak saya tiba di sini. Pembantaian mengerikan dilakukan pendudukan (Israel) di sini," kata Samir Basel (43), seorang warga sekitar rumah sakit, kepada Reuters.
"Tempat ini hancur, bangunan-bangunan dibakar dan dihancurkan. Tempat ini perlu dibangun kembali, sudah tak ada lagi Rumah Sakit Shifa," ujarnya menambahkan.
Rumah Sakit Al Shifa merupakan fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza. Bangunan yang berada di bagian utara Jalur Gaza itu pada November 2023 juga menjadi target serangan Israel dengan dalih ada terowongan Hamas di bawahnya.