Gudang Munisi Paldam Jaya yang Terbakar di Bogor Ternyata Berdiri 1982, Pangdam Jaya: Jangan Ngitung Usianya!

Minggu 31-03-2024,13:12 WIB
Reporter : Dery Sutardi
Editor : Dery Sutardi

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Gudang Amunisi Daerah Paldam Jaya (Gudmurah) Kodam Jaya yang terbakar di Ciangsana, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 30 Maret 2024 ternyata telah berdiri sejak 1982.

Panglima Kodam Jaya, Mayjen TNI Mohamad Hasan memastikan sistem penyimpanan amunisi di gudang tersebut aman dan sesuai prosedur.

"Gudang ini tahun 1982. Tapi jangan hitung tuanya, tapi ini kan pembelian ada terus. Bahkan kemarin Kapaldam sudah mengecek pergudangan sudah sesuai dengan prosedur," ujar Hasan kepada wartawan di sekitar lokasi, Minggu, 31 Maret 2024.

Sistem pergudangan yang disebut sesuai prosedur seperti penyimpanan munisi di dalam bunker. Kemudian, ada tanggul-tanggul di atasnya yang berfungsing sebagai pengaman. Bahkan, tidak ada aliran listrik yang berpotensi menyebabkan kebakaran.

BACA JUGA:Kronologis Penyebab Meledaknya Gudang Peluru di Ciangsana Bogor, Pangdam Jaya Bakal Investigasi!

"Kami pastikan sekali lagi bahwa sistem pergudangan sudah sesuai prosedur berada di bunker semua dan apalagi kondisi munisi yang kadaluarsa ini sudah sudah aman kalau ledakan tetapi ya kita tidak tahu munisi kan terbang ke mana-mana," ujarnya. Hasan memastikan masyarakat sekitar hanya terdampak bunyi ledakan.

"Sampai saat ini masyarakat sekitar hanya terdampak bunyi ledakan saja," ujar Hasan.

Dia juga memastikan tidak ada masyarakat yang mengungsi atau keluar dari rumahnya karena ledakan itu, karena sebagian besar warga di sekitar lokasi hanya terdampak bunyi ledakan dan kemungkinan proyektil yang terpental dari lokasi ledakan.

“Tidak ada, tidak ada,” imbuh Hasan.

BACA JUGA:Gudang Peluru Kodam Jaya yang Terbakar di Bogor Simpan Peluru Kaliber Besar

Investigasi

Pihak TNI AD akan menginvestigasi penyebab meledaknya gudang amunisi pada Sabtu, 30 Maret 2024.

"Untuk detilnya masih akan kita investigasi," ucapnya

Hasan menduga ledakan tersebut terjadi karena adanya gesekan amunisi yang telah kadaluwarsa.

"Ini kan amunisi kedaluwarsa yang sudah afkir, sehingga sudah sangat labil unsur kimianya dan zat-zat lainnya, sehingga itu yang baru kita perkirakan," jelasnya.

Kategori :