JAKARTA,RADARPENA.CO.ID - Baru reda soal pandemi Virus Corona (Covid-19), kini kita dihebohkan dengan kasus flu singapura.
Penularannya sekarangtengah meningkat cukup tinggi di Indonesia
Flu singapura rentan menyerang anak-anak, namun buka berarti orang dewasa tak bisa tertular.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menghimbau para orang tua jangan panik dan tetap waspada.
Mengacu kepada data yang diambil dari Humas Kementerian Kesehatan RI disebutkan sampai minggu ke 11 tahun 2024 atau sekitar pertengahan Maret ini, tercatat sebanyak 5.461 orang yang terjangkit Flu Singapura di Indonesia.
Dari jumlah sebanyak itu, sekitar 738 kasus terjadi paling marak di Provinsi Banten.
BACA JUGA:
- 63 Tahun Berkarya, Hutama Karya Jawab Tantangan Pembangunan Infrastruktur
- Resmi! UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Sebagai Hari Besar Keagamaan atas Usul Indonesia
Meski kasus flu singapura di Indonesia naik, tetapi masih dalam kendali alias terkendali.
Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Nastiti Kuswandani, SpA (K) mengatakan semua orang tua untuk terus mengontrol kesehatan anak-anaknya.
''Ada peningkatan kasus Flu Singapura, tapi jangan panik yang berlebihan pada orang tua terutama sampai misalnya melarang anaknya sekolah atau bahkan sekolah sampai menutup karena itu tindakan yang tidak perlu, ''ujarnya saat Konferensi Zoom Kamis 28 Maret 2024 seperti dikutip dari Disway.
Ia mengingatkan kalau ada yang sakit, harus istirahat di rumah mungkin selama kurang lebih satu pekan supaya tidak menularkan dan tentu menggunakan etika.
Berdasarkan studi kata dr Nustiti Kuswandani laporan studi yang menyebut jumlah kasus penularan Flu Singapura tercatat hanya 6 persen, yang artinya 6 dari 100 anak terdeteksi Flu Singapura.
Kita sebaiknya jangan panik, karena case fatality ratenya untuk HFMD juga rendah. Artinya kalau anak terkena HFMD itu kalau dari laporan studinya cuma 6 persen jadi hanya 6 dari 100 anak yang sebetulnya tidak perlu dirawat.
Sementara untuk laporan kematian anak terhadap Flu Singapura juga masih sangat rendah. Sehingga IDAI menghimbau agar orangtua jangan panik namun tetap harus waspada.
Laporan kematiannya juga sangat rendah dari 1000 kasus angka kematiannya cuma 50 dipresentasekan tidak sampai 1 persen.