Fakta di Balik Bacaan Doa Ayat 1000 Dinar

Senin 11-03-2024,09:45 WIB
Reporter : Reza Fahlevi
Editor : Lebrina Uneputty

JAKARTA, RADARPENA.DISWAY.ID - Terdapat sebuah Surah dalam Alquran di mana ayatnya dikenal oleh beberapa umat Islam sebagai "ayat seribu dinar."

Konon, ketika ayat ini dibaca, seseorang akan mendapatkan kekayaan berlimpah. Oleh karena itu, ayat ini disebut sebagai "ayat 1000 dinar." Namun, apakah hal ini benar?

Ayat seribu dinar yang dimaksud adalah ayat 2 sampai 3 dari surah Ath Tholaq. Teks ayat ini sebagai berikut:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا () وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)

BACA JUGA:

Apakah benar bahwa ayat tersebut merupakan "ayat 1000 dinar"? Sebenarnya, dalam teks tersebut tidak terdapat indikasi bahwa membacanya sebanyak 1000 kali akan membawa pesugihan, kekayaan cepat, atau kelapangan rezeki. Begitu pula, tidak ada rujukan eksplisit terkait pemberian nama ayat 1000 dinar.

Praktik membaca ayat 1000 dinar ini sering dilakukan tanpa didukung oleh petunjuk dan dalil yang jelas. Sebagai contoh, ada praktik membaca Surat Al-Fatihah pada malam pertama setiap bulan kalender Hijriyah sebanyak 1000 kali, bersamaan dengan membaca Surat Al-Maidah ayat 114, dan kemudian membaca ayat 1000 dinar (Surat Ath-Thalaq ayat 2-3) sebanyak 21 kali, diikuti dengan bacaan asma Allah. Selanjutnya, setiap harinya dilanjutkan dengan membaca ayat 1000 dinar sebanyak 1000 kali dalam sehari.

Setelah rangkaian bacaan tersebut, diberikan petunjuk untuk membaca doa sesuai dengan kebutuhan atau hajat yang diinginkan. Namun demikian, perlu dicatat bahwa praktik ini seringkali dilaksanakan tanpa dasar yang kuat dari ajaran Islam, tanpa merinci manfaat atau tujuan ibadah yang jelas.

BACA JUGA:

Dalam konteks ini, disarankan untuk memahami bahwa praktik ibadah seharusnya didasarkan pada dalil dan petunjuk yang sahih dalam ajaran agama.

Oleh karena itu, disarankan agar sebelum mengamalkan suatu praktik ibadah, seseorang sebaiknya merujuk kepada panduan agama yang terpercaya dan menghindari praktik-praktik yang tidak memiliki dasar yang kuat dalam syari'at Islam.

Seperti dilansir dari Rumaysho, bahwa Ayat 2-3 dari Surah Ath-Thalaq, sering disebut sebagai "ayat seribu dinar" tanpa memiliki petunjuk atau dasar syari'at yang jelas, sehingga penamaan ini dianggap sebagai suatu inovasi yang tidak didukung oleh bukti yang sahih.

Ustad Muhammad Abduh Tuasikal menegaskan bahwa penamaan atau penyebutan suatu ayat atau surat dalam Al-Qur'an seharusnya memiliki petunjuk yang bersumber dari Rasul atau ulama. Terkait dengan istilah "ayat seribu dinar," Ustad Abduh Tuasikal menilainya sebagai penggunaan yang semata-mata berasal dari orang-orang modern tanpa didukung oleh petunjuk wahyu.

BACA JUGA:

Lebih lanjut, Ustad Abduh Tuasikal menyatakan bahwa dalam Islam, terdapat dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk membaca Surat Al-Kahfi setiap malam Jumat atau pada hari Jumat. Sebaliknya, terkait dengan istilah "ayat seribu dinar," tidak ada dalil yang mendukung pembacaannya pada waktu-waktu tertentu, apalagi memberikan nama seperti "Ayat 1000 dinar" tanpa dasar yang jelas.

Kategori :