- Gangguan hormon.
- Penyakit menular seksual, seperti gonore dan klamidia.
- Kelainan bawaan pada tuba falopi.
Selain itu, beberapa faktor juga berkontribusi dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami kehamilan ektopik, termasuk:
- Hamil di usia 35 hingga 44 tahun.
- Riwayat operasi pada area panggul atau perut.
- Kebiasaan merokok.
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
- Menjalani program kesuburan, seperti in vitro fertilization (IVF).
- Kehamilan yang terjadi setelah melakukan steril atau menggunakan alat kontrasepsi IUD dalam rahim.
Gejala Kehamilan Ektopik
BACA JUGA:
Waspada! Kenali Gejala dan Bahaya Penyakit Leptospirosis di Musim Hujan, Begini Cara Pencegahannya
Pada tahap awal, penderita kehamilan ektopik cenderung tidak menunjukkan gejala khusus dan hanya mengalami gejala umum kehamilan seperti mual, muntah, serta perubahan pada payudara.
Kehamilan ektopik akan menunjukkan gejala spesifik ketika masuk ke tahap yang lebih serius. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai dari kehamilan ektopik:
- Nyeri perut.