JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Menurut Laporan Statistik Indonesia 2024, ada tren penurunan jumlah perkawinan yang cukup signifikan dalam 6 tahun terakhir. Namun, penurunan paling drastis terjadi dalam 3 tahun terakhir.
Yakni, dari tahun 2021 hingga 2023, angka pernikahan di Indonesia menyusut sebanyak 2 juta. Tren ini terjadi hampir di semua daerah. DKI Jakarta, misalnya, yang mengalami penurunan di angka nyaris 4 ribu.
Sementara di Jawa Barat penurunan terjadi nyaris hingga 29 ribu. Kondisi yang sama juga terjadi di provinsi padat penduduk lainnya seperti Jawa Tengah yang menyusut hingga 21 ribu dan Jawa Timur yang menurun hingga 13 ribu.
Melihat trennya, jumlah pernikahan di Indonesia cenderung menurun dalam satu dekade terakhir. Penurunan terdalam terjadi pada 2020 yang sebanyak 8,96%.
BACA JUGA:
- Medsos Heboh! Turis Malaysia Beri Rating Rendah Indonesia saat Berkunjung ke Jakarta Viral
- Menkop Teten: TikTok Sampai Sekarang Belum Hormati Hukum Indonesia
Berdasarkan wilayahnya, pernikahan paling banyak terjadi di Jawa Barat pada 2023. Ini terlihat dari jumlahnya yang mencapai 317.715 peristiwa sepanjang tahun lalu.
Jawa Timur menyusul di urutan kedua dengan 285.189 pernikahan. Sebanyak 256.144 pernikahan juga terjadi di Jawa Tengah pada tahun lalu.
Sementara, pernikahan paling sedikit terjadi di Papua Selatan pada 2023, yakni 871 peristiwa. Di atasnya terdapat Papua Tengah dan Papua Barat dengan jumlah pernikahan masing-masing sebanyak 896 peristiwa dan 1.113 peristiwa.
BPS juga mencatat, terdapat 463.654 kasus perceraian di Indonesia pada 2023. Jumlah tersebut menurun 10,2% dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 516.344 kasus.
Perceraian dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor. Perselisihan dan pertengkaran menjadi penyebab terbesar perceraian di Indonesia. Jumlahnya tercatat sebanyak 251.828 kasus.
Berikut angka perkawinan di Indonesia dalam kurun waktu enam tahun terakhir:
- Tahun 2018: 2.016.171
- Tahun 2019: 1.968.878
- Tahun 2020: 1.792.548
- Tahun 2021: 1.742.049
- Tahun 2022: 1.705.348
- Tahun 2023: 1.577.255
Indonesia bukan satu-satunya negara di mana penduduknya semakin malas menikah, entah itu menunda atau bahkan tidak ingin menikah sama sekali. Negara lain seperti Korea Selatan dan China juga mengalami fenomena yang sama.
BACA JUGA:
- Menag Yaqut Ingatkan Umat Islam Aturan Pengeras Suara Masjid saat Ramadan
- Ini Makna Makna Google Doodle Rayakan Hari Perempuan Sedunia
Belum lama ini, Statistics Korea merilis penelitian yang menemukan bahwa hanya ada 27,5 persen wanita muda berusia 20-an tahun yang ingin menikah. Ini artinya, hanya ada satu dari empat wanita muda Korea Selatan yang ingin menikah.
Fenomena yang sama juga terjadi di China di mana gaya hidup lajang semakin meluas di kalangan masyarakat Negeri Tiongkok. Sejumlah analis percaya bahwa China akan mengalami masalah penurunan populasi karena banyak warganya yang malas berumah tangga dan punya anak karena alasan ekonomi.