JAKARTA,RADARPENA,CO.ID -Provinsi Bengkulu merupakan sebuah daerah yang kaya akan bahasa lokal.Bahasa-bahasa tersebut tetap lestari hingga kini.
Masyarakat Bengkulu baik yang tinggal di daerah pesisir maupun di daerah dataran tinggi pegunungan, memiliki Bahasa lokal sendiri-sendiri yang mencerminkan kekayaan suku-suku yang ada di Bengkulu
Masyarakat Bengkulu terutama yang menetap di kawasan Pedesaan, masih bertutur kata dengan Bahasa daerahnya sendiri tersebut.
Walau penuturnya masih didominasi oleh orang tua-tua atau yang sudah berusia lanjut.
BACA JUGA:Prabowo Paparkan soal Transisi Pemerintahan dan Ekonomi Jadi Sorotan Media Asing
BACA JUGA:Tolak Hak Angket, Grindra: Lebih Penting Hak Sopir Angkot
Sebagian pelajar di daerah-daerah masih cukup banyak yang menggunakan Bahasa lokal karena faktor lingkungan
Meski begitu akhir-akhir ini sudah mulai dirasakan, jumlah penutur Bahasa lokal Bengkulu yang kaya ragam itu mulai berkurang jumlah penggunanya.
Banyak faktor pemicunya antara lain, karena sudah pindah ke perkotaan sehingga bahasa daerah pemakaiannya menjadi berkurang.
Bahasa lokal Bengkulu itu antara lain Bahasa Rejang, Bahasa Serawai, Bahasa Lembak, Bahasa Melayu Bengkulu, Bahasa Mukomuko, Bahasa Kaur, Bahasa Pekal dan lain sebagainya.
Kondisi demikian cukup disadari oleh Pemerintah provinsi Bengkulu sehingga kini gencar mengajak semua elemen masyarakat untuk melestarikan Penggunaan Bahasa Daerah atau Bahasa lokal
Hal demikian seperti terpantau pada Rapat Koordinasi (Rakor) Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi Bengkulu tahun 2024 di Grage Hotel Bengkulu Selasa 5 Maret 2024.
Asisten III Setda Provinsi Bengkulu Nandar Munadi saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2024 di Hotel Grage Bengkulu, Selasa 5 Maret 2024 tersebut mengatakan era globalisasi saat ini pemerintah terus berupaya menjaga, mencegah dan melestàrikan bahasa daerah agar tidak punah.
"Kita diminta untuk mencegah dan melestarikan bahasa daerah yang ada di daerah kita (agar tak punah), 'ungkapnya
Tentu melalui unsur campur tangan pemerintah, lembaga adat, kesempatan kita mengemas kekayaan daerah agar tak punah harus dimulai dari sekarang