8 Faktor Penyebab Bullying yang Kerap Terjadi di Lingkungan Sekolah

Selasa 20-02-2024,16:24 WIB
Reporter : Marta Saras
Editor : Dery Sutardi

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID -  Bullying merupakan perilaku agresif yang berulang, disengaja, dan memiliki tujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain secara emosional, fisik, atau mental. 

Tindakan bullying dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti di sekolah, tempat kerja, lingkungan online (cyberbullying), atau bahka bisa di tempat umum.

Seorang anak yang menjadi korban bullying, biasanya akan mengalami trauma dan takut bertemu dengan teman-teman di sekolah.

Bullying adalah tindakan penindasan, kekerasan, ancaman atau paksaan terhadapa orang lain, yang menyebabkan korbannya jadi malas, takut dan selalu terintimidasi di sekolah. 

BACA JUGA:

Perilaku bullying ini biasanya melibatkan kesenjangan kekuatan fisik, ekonomi dan sosial antar siswanya. Lantas, apa yang membuat seseorang melakukan bullying dan bagaimana cara mencegahnya? 

Apa Itu Bullying? 

Bullying adalah tindakan penindasan yang sering kali dilakukan secara berkelompok. Pada lingkungan sekolah, kelompok yang melakukan bullying cenderung merasa berkuasa dan menganggap anak lain lebih lemah dari mereka. Hal yang sama juga dapat ditemukan di lingkungan kerja dan sosial lainnya. Orang-orang dengan kekuasaan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan penindasan. Adapun beberapa contoh yang sulit dideteksi tentang bullying adalah intimidasi, ancaman, dan pengucilan. Meski tidak meninggalkan bekas fisik, tindakan-tindakan bullying tersebut tetap berdampak negatif terhadap kesehatan mental korban.

Apa Penyebab Bullying?

Model Perilaku: Individu dapat terpengaruh oleh orang-orang di sekitar mereka yang terlibat dalam perilaku bullying, baik itu dalam lingkungan sekolah, masyarakat, atau media. Menjadi bagian dari kelompok atau lingkungan di mana bullying dianggap sebagai norma dapat mendorong seseorang untuk mengikuti contoh tersebut.

1. Rasa Kuasa dan Pengendalian: Perilaku bullying dapat memberikan rasa kuasa dan pengendalian kepada pelaku. Mereka mungkin merasa puas ketika dapat mendominasi atau mempengaruhi orang lain, bahkan jika itu mengakibatkan penderitaan bagi korban.

2. Kurangnya Empati dan Pengetahuan: Beberapa orang mungkin kurang memahami dampak emosional dan psikologis dari perilaku bullying terhadap korban. Kurangnya empati dan pengetahuan tentang bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain dapat memicu perilaku bullying.

3. Meniru Perilaku Bulllying: Anak-anak yang kerap melihat orang lain melakukan perundungan atau tumbuh di lingkungan yang menormalisasi perundungan terkadang dapat meniru perilaku tersebut dan menjadi pelaku bullying.

BACA JUGA:

4. Dorongan dari Teman Sebaya: Beberapa anak melakukan bullying karena dorongan dari teman sebaya, sekaligus untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu. Di beberapa kasus, terkadang pelaku sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku negatif tersebut. 

Kategori :