Dikenal juga sebagai tahap tanpa gejala, infeksi HIV kronis merupakan tahap di mana virus tetap berada pada tingkat rendah di dalam tubuh.
Beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali selama periode ini, meskipun virus masih bereplikasi. Ini dapat berlangsung selama beberapa tahun.
Orang lain mungkin mengalami gejala yang lebih parah daripada yang dialami pada tahap akut. Mulai dari batuk dan kelelahan hingga penurunan berat badan dan diare. Demam tinggi juga mungkin terjadi.
Tahap 3: Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
AIDS merupakan tahap HIV yang paling parah, di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah. Tubuh menjadi lebih sulit untuk menangkal infeksi tertentu yang dikenal sebagai infeksi oportunistik.
HIV memudahkan terjadinya infeksi oportunistik. Beberapa di antaranya, termasuk radang paru-paru, TBC, kandidiasis mulut atau vagina, infeksi jamur (sejenis kandidiasis), dan infeksi bakteri mungkin lebih umum terjadi pada orang AFAB serta lebih sulit diobati.
Secara umum, orang dengan HIV yang tidak terkontrol juga lebih rentan terhadap infeksi kulit, mata, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, dan otak. Jika HIV tidak terkontrol, risiko kanker tertentu juga akan meningkat.
7. Perubahan menstruasi
Orang dengan HIV pada akhirnya mungkin mengalami perubahan pada siklus menstruasinya. Menstruasinya mungkin lebih ringan atau berat dari biasanya, mungkin bisa tidak menstruasi sama sekali. Gejala pramenstruasi yang lebih parah juga telah ditemukan.
8. Ciri lainnya
Jika HIV berkembang menjadi AIDS, gejala lainnya meliputi:
- Diare
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan
- Sakit kepala parah
- Nyeri sendi