“Tetapi, siapapun yang ditunjuk secara teknis tidak akan terlalu berpengaruh terhadap tata kelola keuangan negara dan perekonomian nasional. Nilai dan alokasi APBN 2024 sudah ditetapkan. Kan Cuma operasional saja,” jelas Anthony.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, menanggapi isu mundurnya Sri Mulyani sebagai rumor tanpa pernyataan resmi.
Ia menganggap pasar menjadi irrasional, karena pelaku pasar cenderung memerhatikan faktor non-fundamental dalam mengambil keputusan investasi.
Reza menyatakan bahwa sentimen pasar akan negatif, menciptakan kepanikan dan memicu aksi jual yang sebenarnya tidak perlu.
Dia juga mencatat bahwa perubahan kabinet baru mungkin terjadi setelah resmi terbentuknya pemerintahan baru, yang membuat situasinya belum pasti dan belum diketahui siapa yang akan menduduki posisi penting di kabinet.
“Masa jabatannya kan bisa saja berganti setelah resmi terbentuknya kabinet. Kita juga belum tahu siapa yang akan dilantik menjadi Presiden dan Wapres serta siapa-siapa aja yang akan menduduki posisi penting di kabinet,” imbuhnya.
BACA JUGA:
- Batal Cair Bulan Ini, Kemenkeu Ungkap Alasan Gaji PNS Dirapel Maret 2024
- Hujan Disertai Petir Akan Terjadi di Bandung dan Surabaya, Ini Prakiraan Cuaca BMKG Jumat 2 Februari
Sri Mulyani Dicap Kredibel
Analisis Senior dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita, mengemukakan pandangannya terkait potensi dampak mundurnya Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, terhadap investasi, khususnya Foreign Direct Investment (FDI).
Ronny menilai Sri Mulyani dipersepsikan sebagai sosok kredibel oleh investor asing, dan kepergiannya berpotensi menimbulkan dampak negatif pada perekonomian, terutama terkait investasi asing.
Walau demikian, Ronny yakin bahwa Sri Mulyani akan mempertahankan komitmennya hingga akhir masa jabatan Presiden Jokowi, karena dianggap apolitis.
Menurutnya, jika Sri Mulyani mengundurkan diri, hal tersebut dapat membawanya ke pusaran kontestasi politik, meskipun ia tidak berpihak pada kelompok manapun.
Menurut Yusuf Rendy Manilet, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE), mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan berpotensi menciptakan sentimen negatif dalam pasar keuangan.
Dalam pandangannya, investor yang memiliki kepercayaan pada kinerja Sri Mulyani mungkin akan mempertanyakan keberlanjutan kebijakan investasinya.