Para arkeolog menggabungkan antara upaya eskavasi dan survei area seluas 300km persegi dengan menggunakan sensor laser yang diterbangkan dengan pesawat.
Survei dari udara itu dapat mengidentifikasi sisa-sisa kota di bawah tetumbuhan dan pepohonan lebat.
“Jalan-jalan tersebut tidak hanya bersilangan di seluruh lokasi, tetapi juga mengarah ke luar lokasi. Semua jalan raya itu digunakan untuk menghubungkan masyarakat," kata Rostain.
Para peneliti juga menemukan pengelompokan hampir 15 lokasi pemukiman berbeda. Pemukiman itu bervariasi dalam ukuran dan jumlah bangunannya.
Beberapa dari pemukiman itu juga memiliki gundukan besar yang panjangnya 150 meter dengan tinggi 8 meter. “Sangat mengesankan betapa rumitnya situs tersebut dalam berbagai bentuk konstruksi," kata Rostain.
Berdasarkan ukuran dan kompleksitasnya, para peneliti mengatakan, situs tersebut menyerupai sistem perkotaan Maya di Amerika Tengah. 'Kami percaya sangat penting untuk merevisi secara menyeluruh prasangka kita mengenai dunia Amazon," tulis peneliti.