Baterai Qilin NMC CATL memiliki kapasitas 101 kWh dan menyediakan jangkauan CLTC 800 km.
Baterainya mampu mengisi ulang jarak 390 km dalam 10 menit, lebih banyak dari Tesla Model S Plaid.
Dalam 5 menit, SU7 mampu menempuh jarak tambahan 220 km dan dalam 15 menit 510 km.
SU7 merupakan model mobil yang cukup aerodinamis dengan koefisien drag hanya 0,195 Cd, terendah di antara mobil produksi.
CEO Xiaomi Lei Jun menunjukkan bahwa lidar di atas kaca depan terinspirasi oleh desain kerikil halus.
Namun model dalam video yang menunjukkan SU7 mencapai 0,195 Cd adalah versi tanpa lidar.
Xiaomi SU7 sedikit lebih panjang dari Porsche Taycan dan dimensinya 4997/1963/1455 mm (L/W/H), jarak sumbu roda 3000 mm.
Mobil ini memiliki bagasi yang cukup lega yaitu 105 liter dan volume bagasi 517 liter.
Di dalam mobil terdapat layar kendali pusat beresolusi 3k 16,1 inci dan dua layar LCD 7,1 inci yang lebih kecil di bagian belakang untuk penumpang.
Navigasi dapat dimainkan di HUD berukuran 56 inci, sedangkan sistem operasi kokpit HyperOS ditenagai Qualcomm Snapdragon 8295 dan sistem penggerak otonom (ADAS) bernama Xiaomi Pilot ditenagai chip Nvidia Orin X dengan perhitungan 508 TOP.
SU7 akan bersaing dengan Porsche Taycan dan Tesla Model S di China.
“Xiaomi ingin menjadi 5 produsen mobil global teratas dalam 15 hingga 20 tahun ke depan." ujar CEO Lei Jun.
BACA JUGA:Mobil Listrik Resmi Bebas Impor Hingga Akhir 2025, Simak Syaratnya
BACA JUGA:Cerita Pengguna Hyundai Ioniq 5 Gelisah Sulitnya Suku Cadang
Harga Xiaomi SU7
Meski harga resmi belum diumumkan, Chief Executive Officer (CEO) Xiaomi, Lei Jun, menegaskan bahwa Xiaomi SU7 tidak akan memiliki harga yang murah. Beberapa perkiraan menyebutkan versi terendah akan dibanderol sekitar 300 ribu yuan atau Rp 650 jutaan. Peluncuran di pasar dijadwalkan pada awal tahun ini, dengan produksi massal dimulai pada kuartal pertama. Sebuah gebrakan yang dinanti oleh pasar mobil listrik dan teknologi.