Bahasa tubuh ini tidak hanya membentuk persepsi eksternal namun juga menumbuhkan kepercayaan diri.
Postur asertif berfungsi sebagai bukti nyata rasa percaya diri, memberdayakan individu untuk mengendalikan kehadiran dalam beragam skenario sosial.
BACA JUGA:Tips Cepat Dapat Kerja! Hindari 5 Kalimat Sepele Ini Jika Ingin Interview Kerja Berhasil
BACA JUGA:Gaji Rp2 Juta per Bulan? Lakukan 8 Tips Mengatur Keuangan dengan Aman
2. Mirroring untuk hubungan instan
Mirroring adalah alat yang halus dan kuat yang melampaui sekedar peniruan. Mirroring ini bisa membuat sinkronisasi gerak tubuh, postur, dan bahkan pola bicara dengan lawan bicara kamu.
Sinkronisasi yang tak terucapkan lewat mirroring ini memupuk rasa kedekatan dan keterhubungan secara langsung. Ketika dipraktikkan secara autentik, mirroring mengkomunikasikan dan menciptakan ikatan yang hampir bersifat naluriah yang melampaui komunikasi verbal.
Mirroring ini adalah seni bahasa tubuh yang berbicara banyak tanpa mengucapkan sepatah kata pun, sehingga bisa mengundangan orang lain secara diam-diam untuk persahabatan dan hubungan baik.
3. Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan secara aktif bukanlah tindakan pasif; ini adalah keterlibatan holistik yang melibatkan isyarat verbal dan non-verbal. Basa tubuh seperti mencondongkan tubuh ke depan, menjaga kontak mata, dan memberikan anggukan yang memberi semangat menunjukkan keterlibatan yang mendalam dan keinginan yang tulus untuk memahami.
Dialog non-verbal ini menandakan adanya penerimaan yang terbuka, menanamkan kenyamanan dan rasa percaya diri pada pembicara untuk mengekspresikan diri secara bebas.
4. Gerakan tangan untuk Meningkatkan komunikasi
Gerakan tangan melengkapi komunikasi verbal, menambahkan penekanan dan kejelasan pada ekspresi kita. Gerakan tangan yang terkendali dan terarah dapat memperkuat pesan, menjadikannya lebih menarik dan mudah dipahami.