Berdasarkan data yang dicatat oleh Forbes, Dewi Kam saat ini telah menempati urutan ke-10 dari 50 orang terkaya di Indonesia.
Adapun total kekayaan yang dimilikinya mencapai USD4,5 miliar atau setara dengan Rp69,1 triliun (Rp15.357 per USD).
BACA JUGA:Terbaru! Forbes Rilis Daftar Orang Terkaya di Dunia: Bill Gates Tergeser!
BACA JUGA:Intip Profil Prajogo Pangestu: Orang Terkaya di Indonesia November 2023 Versi Forbes
2. Arini Subianto dan Keluarga
Arini Subianto memiliki kekayaan Rp20 triliun/isitmewa. Posisi Dewi Kam dibuntuti oleh Arini Subianto dan keluarganya.
Arini Subianto menjadi orang terkaya nomor 36 di Indonesia dengan total kekayaan USD1,34 miliar atau setara Rp20 triliun.
Arini merupakan anak taipan Tanah Air, Benny Subianto yang meninggal pada Januari 2017 lalu.
Saat ini, Arini menduduki posisi presiden direktur perusahaan induk keluarganya, Persada Capital Investama yang berinvestasi di berbagai bidang.
Di antaranya dari produk pengolahan kayu dan kelapa sawit hingga pengolahan karet dan batu bara.
Persada Capital Investama mencakup saham minoritas di raksasa batubara Adaro Energy. Selain itu, Persada Grup juga aktif berinvestasi di sejumlah perusahaan rintisan sejak 2017.
3. Marina Budiman
Marina Budiman kantongi harta kekayaan Rp15 triliun.
Marina Budiman menjadi wanita ketiga yang masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Ia menempati posisi ke-47 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan USD1,01 miliar atau Rp15 triliun.
Menukil laman DCI Indonesia, Marina Budiman yang pernah berkuliah di University of Toronto, Kanada ini, adalah salah satu pendiri dan Presiden Komisaris perusahaan pusat data DCI Indonesia.
Pada 2011 silam, Marina mendirikan DCI bersama Otto Toto Sugiri. PT DCI Indonesia diketahui bergerak di bidang layanan data cloud.
Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal Januari, saham perusahaan dengan kode DCII ini meroket 9.400 persen, dari yang awalnya Rp420 per saham saat IPO menjadi Rp39.500 per saham.
Sebelumnya, Marina bekerja dengan Otto Toto Sugiri di Bank Bali pada 1985 dan bergabung dengan Sigma Cipta Caraka pada 1989.