BACA JUGA:Gunung Marapi di Sumatera Barat Erupsi, Abu Vulkanik Tembus 3.000 Meter
Sebelum menghilang, Yasirli sempat mengirimkan video singkat kepada keluarganya. Sepupu korban, Sabri mengatakan ini merupakan pertama kalinya Yasirli naik gunung.
Sejarah Tugu Abel Tasman
Tugu Abel Tasman adalah tugu yang tidak asing bagi para pendaki Gunung Marapi. Tugu itu merupakan penanda jalur naik dan turun menuju puncak Merpati, sebutan yang digunakan untuk merujuk puncak Gunung Marapi.
Tugu tersebut dibangun untuk mengenang seorang pendaki bernama Abel Tasman dari Kota Padang yang tewas karena terjebak erupsi pada Minggu, 5 Juli 1992.
Abel merupakan seorang alumni SMA 6 Padang yang tergabung dalam komunitas JIPALA, dia baru saja menuntaskan pendidikannya.
Kala itu, dia bersama 14 temannya melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi. Namun nahas, sekira pukul 09.15, Gunung yang awalnya terlihat tenang dan indah tiba-tiba mengeluarkan gemuruh dan meletus.
Gunung api itu pun memuntahkan awan panas bercampur debu serta batuan panas. Saat itu, Abel bersama temannya Sulastri sudah berada di puncak, sementara teman-teman mereka lainnya masih berada di belakang.
Abel dan Sulastri berusaha berlindung dan menyelamatkan diri dari hujan batu panas. Tetapi nasib berkata lain, Abel tertimpa batu besar di kepalanya, dia tewas di tempat.
Jasad Abel Tasman berhasil dievakuasi oleh tim SAR beserta relawan keesokan harinya yaitu pada Senin, 6 Juli 1992. Untuk mengenang sosok Abel, sekira 30 orang pendaki membangun tugu Abel setelah tragedi maut itu terjadi yaitu pada 5 Juli 1994.
Posisi tugu yang ditancap saat ini bukanlah posisi persis tempat Abel meninggal dunia. Puncak Merpati tempat Abel menghembuskan nafas terakhirnya sulit untuk digali, sebab apabila digali dapat mengakibatkan tanah longsor. Oleh karena itu tugu Abel dibangun menyerong menghadap puncak Merpati, ini menandakan bahwa Abel “sedang menghadap” ke puncak Merpati.