Nastiti Kaswandani mengatakan, bakteri mycoplasma bukanlah jenis bakteri baru. Menurutnya, pneumonia mycoplasma sudah ada sejak lama, berbeda dengan penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus baru Sars-Cov-2.
"Mycoplasma sudah sangat lama ada di buku-buku pedoman tentang pneumonia, bakteri, dan virus penyebab pneumonia. Mycoplasma disebut sebagai salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak," kata dr. Nastiti.
"Jadi hal ini bukan hal yang baru. Atau baru pertama kali terjadi," kata dia melanjutkan.
"Ini angkanya naik signifikan karna surveilans untuk mendeteksi bakteri. Sehingga terlihatlah tren peningkatan pneumonia mycoplasma," ujarnya Nastiti.
Ia menuturkan, pasien pneumonia mycoplasma kebanyakan terjadi pada rentang usia anak prasekolah maupun anak usia sekolah.
Adapun proporsi anak prasekolah dan usia sekolah sebesar 30 persen, sementara proporsi usia bayi di bawah lima persen.
"Bayi yang menderita pneumonia hanya sedikit, mungkin hanya lima persen. Memang lebih banyak usia anak-anak sekolah, tadi juga ada yang sampai 12 tahun," ucap Nastiti.
Di Indonesia sendiri, kasus pneumonia mycoplasma di Indonesia sudah terdeteksi sebanyak enam orang.
Pasien merupakan anak-anak dengan rentang usia 3 hingga 12 tahun.