Mengenal Mantan Menlu AS Henry Kissinger, Seorang Yahudi Peramal Kehancuran Israel!

Kamis 30-11-2023,19:37 WIB
Reporter : Puspa Sari Dewi
Editor : Reza Fahlevi

Mantan Presiden AS Henry Ford menyebut Kissinger sebagai "menteri luar negeri yang super". Dia menyebut Kissinger sebagai karakter yang keras kepala dan percaya diri, yang oleh para kritikus cenderung digambarkan sebagai paranoid dan egois.

Ford pernah mengungkapkan dalam sebuah wawancara tahun 2006, seperti dikutip dari CNBC, bahwa Henry Kissinger dalam pikirannya tidak pernah melakukan kesalahan. Ia memiliki kulit tertipis di antara figur publik manapun yang pernah dikenalnya.

Meskipun telah pensiun dari dunia politik, Kissinger tetap aktif dalam memberikan komentar mengenai isu-isu global. 

Pandangannya sering kali diminati oleh media dan dipertimbangkan oleh para pemimpin dunia dalam menghadapi tantangan geopolitik. 

Di tahun-tahun terakhirnya, hidupnya masih dipenuhi dengan upaya negara-negara lain untuk menangkap atau menginterogasinya mengenai kebijakan luar negeri AS di masa lalu.

BACA JUGA:

Saat hubungan antara AS dan China masih dalam titik yang panas, Kissinger mendadak ke Beijing, China, pada Juli 2023 untuk bertemu Presiden Xi Jinping.

Sementara itu, salah satu isu geopolitik yang disebutkannya adalah keberadaan negara Israel yang dinilai kontroversial karena mengusir warga Arab Palestina dari tanah airnya.

Pada tahun 2012, Kissinger meramalkan bahwa negara Israel akan lenyap dalam 10 tahun ke depan, atau lebih tepatnya, pada tahun 2022. Ia menulis hal ini dalam sebuah opini di New York Post.

Prediksi mantan Menteri Luar Negeri AS itu disampaikan di saat ketidakstabilan politik dan keamanan di Timur Tengah akibat serangan Israel di Jalur Gaza.

"Dalam 10 tahun, tidak akan ada lagi Israel," tuturnya.

Terlepas dari berbagai penilaian tentang peran dan kebijakannya, tidak dapat dipungkiri bahwa Kissinger adalah salah satu diplomat paling berpengaruh dan kompleks dalam sejarah Amerika Serikat.

BACA JUGA:

Di balik banyaknya pujian terhadap Kissinger karena kecerdasan dan pengalamannya yang luas, banyak pula yang menyebutnya sebagai penjahat perang karena dukungannya terhadap kediktatoran anti-komunis, khususnya di Amerika Latin.

Ia sendiri pernah memenangkan hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1973. Namun, hal ini juga kontroversial, dalam konteks pemenang lainnya, yakni penolakan Le Duc Tho dari Vietnam Utara, dan dua komite Nobel mengundurkan diri karena terpilihnya Kissinger serta isu pemboman rahasia Amerika Serikat di Kamboja.

Kategori :