JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Wabah ini pertama kali terdeteksi pada pertengahan Oktober 2023 ketika rumah sakit di Beijing dan provinsi Liaoning mulai melaporkan lonjakan kasus pneumonia yang tidak terdiagnosis.
Jumlah kasus meningkat dengan cepat, membuat rumah sakit kewalahan dan memaksa beberapa sekolah untuk tutup.
Lonjakan kasus ini membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta pemerintah Tiongkok untuk membuka data terkait epidemiologi termasuk hasil laboratorium dari para pasien.
Namun, otoritas kesehatan Tiongkok menyatakan "rumah sakit tidak kewalahan" dan "tidak ada bukti patogen tidak biasa atau baru yang menyebabkan peningkatan pneumonia pada anak".
BACA JUGA:
- Daftar Sekolah Kedinasan di Indonesia, Lulus Langsung Jadi PNS, Cek Selengkapnya di Sini!
- Konsisten Jaga Transparansi, Bank Mandiri Raih Juara 1 Perusahaan Go Publik Keuangan Annual Report Award (ARA) 2022
Melansir Reuters, WHO juga telah mencari informasi epidemiologi dan klinis serta hasil laboratorium melalui mekanisme Peraturan Kesehatan Internasional.
Data menunjukkan peningkatan ini terkait dengan pencabutan pembatasan Covid-19 serta peredaran patogen yang diketahui seperti Mycoplasma pneumoniae, yaitu infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak-anak dan telah beredar sejak bulan Mei lalu.
Lonjakan kasus ini terjadi di Tiongkok wilayah utara, seperti Beijing dan provinsi Liaoning. Melansir dari beberapa sumber, Rumah Sakit Anak Tianjin yang berlokasi di dekat Beijing melaporkan rekor harian sebanyak 13.171 pasien muda di seluruh unit rawat jalan dan gawat darurat, per 18 November 2023.
Selain itu, Rumah Sakit Anak Jingdu di Beijing juga melaporkan kapasitas tempat tidur rumah sakit terisi 90 persen, dan juga tingginya pasien rawat jalan.
Influenza, virus pernapasan syncytial (RSV) dan adenovirus telah beredar sejak Oktober lalu. Badan tersebut tidak menyarankan perjalanan dan perdagangan karena telah memantau situasi dengan pihak berwenang.
Otoritas China dari Komisi Kesehatan Nasional mengadakan konferensi pers untuk melaporkan peningkatan kejadian penyakit pernapasan, dan menyatakan tidak ada patogen tidak biasa yang terdeteksi di Ibu Kota Beijing dan Provinsi Timur Laut Liaoning.
Dikutip dari laman Insider, orang yang terinfeksi mikoplasma mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengidap kondisi tersebut.
Itu merupakan sejenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan ringan, bahkan bisa sembuh tanpa penggunaan antibiotik.
BACA JUGA:
- Terungkap Ini Alasan Pimpinan Unilever Kompak Mundur, Salah Satunya Direktur Utama
- 3 Pemuda Palestina Ditembak di AS karena Pakai Keffiyeh, Begini Kronologinya
Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkapkan hal ini terkadang bisa menyebabkan infeksi paru-paru lebih serius hingga pasien harus dirawat inap.