Mengenal Shell, Salah Satu Perusahaan Minyak dan Gas Terbesar Dunia yang Kini Berbisnis di Indonesia

Sabtu 18-11-2023,14:49 WIB
Reporter : Dimas Satriyo
Editor : Dimas Satriyo

Jakarta,Radarpena.co.id - Shell plc atau lebih dikenal sebagai Shell, adalah sebuah perusahaan minyak dan gas perusahaan multinasional Britania Raya.

Terbentuk karena bergabungnya Royal Dutch Petroleum dan Shell Transport & Trading, hingga tahun 2016, Shell merupakan perusahaan terbesar ketujuh di dunia, jika dilihat dari pendapatannya.

Shell juga merupakan salah satu dari enam perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia. Tadinya ia berpusat di Den Haag, Belanda tetapi sejak tahun 2022, ia hanya berpusat di London, Inggris; sehingga namanya berubah dari "Royal Dutch Shell" menjadi Shell PLC.

Royal Dutch Shell plc didirikan di Den Haag pada tahun 1890, namun sejarah Shell di Indonesia dimulai sejak tahun 1884 ketika warga negara Belanda, Aeilko Jans Zijlker, menemukan jejak minyak di Sumatra.

Hingga bulan Januari 2013, pemegang saham terbesar Shell adalah Capital Research Global Investors dengan 9,85%, yang lalu diikuti oleh BlackRock dengan 6,89%. 

Pada tahun 2013, Shell juga berhasil memuncaki daftar Fortune 500.

Rekam Jejak Lingkungan

Pada tanggal 15 Januari 1999, di lepas pantai kota Magdalena, Buenos Aires, kapal tangki Estrella Pampeana milik Shell, bertabrakan dengan kapal kargo asal Jerman, sehingga menyebabkan muatan kapal tangki bocor ke lautan, dan menyebabkan pencemaran terhadap air yang biasanya digunakan oleh warga sekitar untuk minum. 

Shell awalnya menolak untuk bertanggung jawab, namun pada tahun 2002, pengadilan Argentina memutuskan bahwa Shell harus bertanggung jawab.

Sepuluh tahun pasca kejadian, sebuah referendum pun digelar di Magdalena, untuk menentukan apakah kompensasi sebesar US$9,5 juta dari Shell sudah dirasa cukup.

Pada tahun 2013, Shell melaporkan bahwa emisi karbon dioksidanya mencapai 81 juta ton metrik.

Profil Perusahaan

  • Manajemen

Pada tanggal 4 Agustus 2005, dewan direksi Shell mengumumkan penunjukan Jorma Ollila, chairman dan CEO Nokia pada saat itu, untuk menggantikan Aad Jacobs sebagai chairman non-eksekutif Shell mulai tanggal 1 Juni 2006. 

Ollila pun menjadi chairman Shell pertama yang bukan merupakan warga negara Belanda ataupun Inggris. 

Chairman non-eksekutif Shell yang lain adalah Maarten van den Bergh, Wim Kok, Nina Henderson, Lord Kerr, Adelbert van Roxe, dan Christine Morin-Postel.

Pada tanggal 3 Januari 2014, Ben van Beurden resmi menjadi CEO baru Shell.

Ia lalu digantikan oleh Peter Voser mulai tanggal 1 Juli 2009.

Kategori :