Tersebarnya para pengungsi Rohingya di Indonesia ini disebabkan karena terombang-ambingnya nasib mereka yang berusaha menuju negara pemberi suaka. Sementara banyak negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Thailand membatasi kedatangan mereka karena alasan sedang menghadapi krisis ekonomi selama pandemi Corona Virus Diseases (COVID-19).
Pengungsi Rohingya di Aceh
Sebagai provinsi paling Barat di Indonesia dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, Aceh tentu menjadi tempat pertama para pengungsi Rohingya untuk mendarat.
Selain itu akar budaya dan nilai-nilai Islam yang kuat di Aceh membuat para pengungsi Rohingya menjadi merasa lebih diterima karena adanya kesamaan agama dan budaya dengan warga lokal.
Pada 2015 ada sekitar 319 orang pengungsi Rohingya yang berada di Aceh, kemudian bertambah 75 orang pada tahun berikutnya. Para pengungsi Rohingya di Aceh tersebut banyak yang kemudian masuk ke wilayah Malaysia atau melanjutkan eksodus hingga ke Medan.
Pengungsi Rohingya di Medan
Banyak pengungsi Rohingya di Medan yang ditampung oleh Rumah Detensi Imigrasi (rudenim) milik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham). Di dalam rudenim para pengungsi akan dijaga oleh otoritas Indonesia untuk selanjutnya diverifikasi data-datanya untuk kemudian menunggu bantuan lanjutan dari UNHCR.
Pengungsi Rohingya di Makassar
Keberadaan kantor UNHCR dan IOM di Menara Bosowa membuat banyak para pengungsi yang datang ke Indonesia mendarat di Makassar, termasuk para pengungsi Rohingya.