Generasi ke-4 (2003-sekarang)
Pada tahun 2003 Serabi Notosuman mulai membuka cabang di beberapa daerah di Jawa Tengah, yaitu di Kudus, Boyolali dan Yogyakarta. Masing-masing cabang dikelola langsung oleh generasi ke 4 yaitu anak-anak dari Nyonya Lidia.
Cabang pertama di kota Yogyakarta dipegang langsung oleh anak pertama Nyonya Lidia yaitu Yohanes Krismanto. Pada tahun yang sama Serabi Notosuman kembali membuka cabang di beberapa Kota seperti di Boyolali, Semarang dan Kudus.
Cabang Boyolali dipegang oleh Markus Kristiono dan Matius Krismono, cabang Kudus dikelola oleh Lukas Kristanto, sedangkan cabang Semarang dikelola oleh anak angkatnya yaitu Susi Lenawati.
Serabi Notosuman generasi ke-4 tidak berbeda jauh dengan generasi ke-3, karena sudah terbiasa dengan aktifitas membuat Serabi Notosuman sejak kecil mereka mampu membuat serabi yang sama dengan serabi generasi sebelumnya.
Hal inilah yang juga dirasakan oleh generasi ke-3 yang terbiasa dengan kehidupan berjualan serabi sejak ibunya berjualan. Sehingga tidak ada bekal khusus yang diterima dalam membuat Serabi Notosuman.
Selain itu juga tidak ada resep khusus yang disembunyikan, bahkan semua karyawan juga bisa membuat kue serabi dengan resep asli.
Teknik pembuatan Serabi Notosuman generasi ke-4 juga tidak berbeda jauh dengan generasi ke-3. Selain menjadi makanan khas Kota Surakarta, pembuatan serabi juga memiliki keunikan yaitu pengunjung dapat melihat pembuatan serabi. Hal ini karena proses pembuatan serabi dilakukan di depan toko.
Proses pembuatan tidak lagi memakai tungku/anglo dan arang tetapi sudah semi modern. Wajan-wajan kecil disusun di atas meja-meja alumunium dengan kompor gas sebagai bahan bakarnya.
Serabi Notosuman tak termakan zaman tetap menjadi favorit selama empat generasi. Jajanan rakyat yang berubah menjadi jajanan berkelas ini ternyata tak lekang oleh zaman.
Di tengah serbuan jajanan impor, ia tetap laris. Bahkan sering dijadikan oleh-oleh mereka yang keluar negeri. Pembukaan cabang Serabi Notosuman semakin memperjelas perkembangan kuliner legendaris ini.
Nyonya Lidia tidak ingin menjual nama Serabi Notosuman kepada pihak lain. Hal ini karena untuk tetap menjaga resep Serabi Notosuman sehingga terjaga keasliannya.
Dengan dibukanya cabang di berbagai daerah membuat Serabi Notosuman semakin dikenal sehingga pelangganpun semakin bertambah.