Malam Satu Suro, Mitos, Sejarah Dan Juga Larangannya Yuk Simak

Minggu 15-10-2023,09:16 WIB
Reporter : Yoga Pamungkas
Editor : Reza Fahlevi

Penunjukan satu surah awal tahun baru Jawa sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645).

Pada tahun 1633 Masehi atau tahun 1555 di sebuah kota di Jawa, Sultan Agung mengadakan festival besar untuk merayakannya.

Dalam perayaan tersebut, Sultan Agung mendeklarasikan tahun Jawa atau Tahun Baru Saka mulai berlaku di wilayah Mataram. Ia juga mendirikan 1 Sura untuk menandai dimulainya Tahun Baru Jawa.

Sultan Agung mengambil keputusan ini dengan menggabungkan berbagai kalender, antara lain kalender Hijriah, kalender Jawa, kalender Hindu, dan beberapa pengaruh dari kalender Julian.  

Sultan Agung kemudian mengeluarkan titah yang mengatur penggantian penanggalan Saka berdasarkan siklus matahari dengan penanggalan lunar yang berdasarkan siklus bulan.

BACA JUGA:

Keputusan ini menjadi awal dari perubahan terus-menerus setiap angka dari tahun Jawa ke tahun Saka.

Sementara itu, Sunan Giri II juga melakukan perubahan antara sistem penanggalan Hijriah dengan sistem penanggalan Jawa pada tahun 931 H atau 1443 Jawa untuk memperkenalkan penanggalan Islam ke dalam bahasa Jawa.

Pada saat yang sama, Sultan Agung mendorong rakyatnya untuk bersatu melawan kolonialisme Belanda di Batavia.

Seluruh lapisan masyarakat, termasuk santri dan abangan, bersatu di bawah kepemimpinan Sultan Agung.

Untuk mengendalikan pemerintahannya, Sultan Agung mengadakan laporan pemerintahan  setiap hari Jumat.

Kegiatan ini juga meliputi pengajian dan ziarah kubur ke makam Ngampel (Sunan Ampel) dan Giri, Inilah  awal mula kesucian Malam Duka Pertama dalam budaya Jawa  Larangan satu malam Suro.

Berikut ini adalah beberapa larangan yang berlaku pada malam satu suro:

1. Menikah pada malam pertama Sur dilarang karena diyakini membawa sial bagi pasangan dan  yang hadir di pesta pernikahan tersebut.

2. Dilarang berbisik-bisik, membicarakan hal-hal yang tidak ada gunanya, atau mengucapkan doa-doa yang buruk.

BACA JUGA:

Kategori :