JAKARTA, RADARPENA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, bahwa rasio utang Indonesia tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G20 dan ASEAN.
Jokowi menyebutkan, bahwa pada bulan Juli 2023, rasio utang tersebut telah menurun menjadi 37,8 persen.
Sebelumnya, pada tahun 2021, rasio utang Indonesia mencapai 40,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
BACA JUGA:Terbaru! Forbes Riis Daftar Orang Terkaya di Dunia: Bill Gates Tergeser!
Pernyataan Jokowi ini disampaikan dalam Pidato Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2024 serta Nota Keuangan di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, pada hari Rabu, 16 Agustus 2023.
"Dalam perbandingan, rasio utang Malaysia saat ini mencapai 66,3 persen dari PDB, Cina mencapai 77,1 persen, dan India mencapai 83,1 persen," kata Jokowi.
Berlandaskan pada data dari Dana Moneter Internasional (IMF), Jokowi menyampaikan bahwa hingga bulan Juni 2023, terdapat 36 negara yang mengalami tekanan ekonomi akibat meningkatnya beban utang.
BACA JUGA:Rusia Ucapkan Selamat HUT RI Ke-78: Rusia-Indonesia Selalu Mengandalkan Rasa Hormat!
Beliau juga menyatakan bahwa kebijakan fiskal yang diterapkan di Indonesia termasuk yang paling efektif dalam menangani dampak pandemi COVID-19 serta menjaga pertumbuhan ekonomi.
Akibatnya, defisit fiskal di Indonesia telah kembali berada di bawah 3 persen dari PDB.
"Alhamdulillah, Indonesia berhasil mengatasi tantangan besar yang timbul akibat pandemi ini dengan hasil yang positif," ujar Jokowi dalam pidato tentang Rancangan APBN 2024.
BACA JUGA:Manfaat Semakin Mengecil Circle Pertemanan Setelah Menikah, Jadi Jangan Minder!
Berdasarkan data dari Buku APBN KiTa, total nilai utang Indonesia hingga tanggal 31 Juli 2023 mencapai Rp 7.855,53 triliun.
Angka ini mengalami peningkatan tipis jika dibandingkan dengan jumlah bulan sebelumnya, yaitu Rp 7.805,19 triliun.