Mengenal Aneurisma Otak, Penyebab Meninggalnya Dokter Azmi Fadhlih

Mengenal Aneurisma Otak, Penyebab Meninggalnya Dokter Azmi Fadhlih

Dokter Azmi Fadhlih-tangkapan layar-Instagram

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Dokter influencer dr Azmi Fadhlih meninggal dunia akibat pecahnya pembuluh darah di otak atau aneurisma pada Senin, 16 Desember 2024.

Dokter ahli saraf Dr. dr. Robiah Khairani Hasibuan, Sp.S menjelaskan, menjelaskan, penyakit ini dapat menyebabkan kematian kepada 50 persen penderitanya.

"50 persen penderita aneurisma yang pecah meninggal dunia, 25 persennya meninggal dalam 24 jam pascapecahnya aneurisma, 66 persen penderita aneurisma yang bertahan akan mengalami kerusakan otak permanen, yang dapat kembali bekerja 6-17 persen," ungkap dr. Ani kepada Disway, 18 Desember 2024.

Sementara itu, berdasarkan data Riskesdas Kementerian Kesehatan tahun 2023, kasus baru aneurisma secara keseluruhan pada populasi orang dewasa tanpa faktor risiko yang spesifik sekitar 2,3 persen.

Aneurisma sendiri merupakan koondisi di mana dinding pembuluh darah otak melemah sehingga terjadi pelebaran atau penggelembungan.

BACA JUGA:Kasus Penganiayaan Dokter Koas Unsri Palembang, Mahfud MD: Harusnya Kasus Tak Boleh Diselesaikan Secara Damai

BACA JUGA:Laporan Harta Kekayaan Orangtua Dokter Koas yang Pukuli Chefnya di Unsri Ada Kejanggalan

Adapun faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami aneurisma adalah usia yang semakin bertambah, darah tinggi yang tidak terkontrol, merokok aktif, riwayat cedera kepala, riwayat aneurisma dalam keluarga, jenis kelamin, riwayat aterosklerosis, riwayat ginjal polikistik, hingga penggunaan narkoba.

Aterosklerosis sendiri merupakan penyempitan lumen pembuluh darah karena kekakuan pembuluh darah.

"Dengan kondisi ini, adara risiko penumpukan berulang darah di cabang-cabang pembuluh darah sehingga terjadi balloning (penipisan dinding pembuluh darah) atau aneurisma," paparnya.

Biasanya, penyakit ini mulai menyerang usia 30 tahun hingga 60 tahun.

"Namun dapat terjadi pada usia berapa saja. Perempuan lebih banyak dibanding laki-laki (3:2)," tambahnya.

Dijelaskannya, perempuan lebih berisiko mengalami aneurisma, berkaitan juga dengan menopause.

Di mana, ketika menopause terjadi penurunan kadar esterogen dan progesteron yang salah satu fungsinya adalah merawat elastisitas pembuluh darah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: