Cara Nabi Muhammad Mendidik Anak Agar Menjadi Saleh dan Saleha

Cara Nabi Muhammad Mendidik Anak Agar Menjadi Saleh dan Saleha

Ilustrasi mendidik anak--freepik.com

Terjemahan: Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata: “Pada suatu hari aku melayani Rasulullah. Setelah tugasku selesai, aku berkata dalam hati, ‘Rasulullah pasti sedang istirahat siang.’ Akhirnya, aku keluar ke tempat anak-anak bermain. Aku menyaksikan mereka sedang bermain. Tidak lama kemudian, Rasulullah datang seraya mengucapkan salam kepada anak-anak yang sedang bermain. Beliau lalu memanggil dan menyuruhku untuk suatu keperluan. Aku pun segera pergi untuk menunaikannya, sedangkan beliau duduk di bawah sebuah pohon hingga aku kembali.” (HR. Ahmad)

Mengajarkan salat

Nabi Muhammad memerintahkan kita untuk mengajari sholat kepada anak. Sholat termasuk kedalam rukun islam. Sholat adalah ibadah penting yang harus dilakukan oleh umat muslim dan akan menjadi dosa apabila ditinggalkan.

Untuk itu mengajarkan anak-anak sholat adalah hal penting karena ini akan menjadi kebiasaan sehingga anak-anak akan terbiasa untuk mengerjakan sholat.

مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.

Latin: "Murū awlādakum biṣ-ṣalāti wa hum abnā'u sab‘a sinīn, waḍribūhum ‘alayhā wa hum abnā'u ‘ashra sinīn, wafarriqū baynahum fil-maḍāji‘."

Terjemahan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad)

Mengajarkan Berpuasa

Mengajarkan puasa kepada anak memiliki banyak manfaat. Puasa sendiri memiliki manfaat yang besar yaitu untuk menahan segala hawa nafsu. Apabila anak-anak telah diajari untuk berpuasa, kelak ia akan terbiasa untuk tidak mengikuti hawa nafsunya sehingga anak-anak menjadi kuat dalam keimanan.

Arab: قَالَتْ: فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدَ وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَلِكَ حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الْإِفْطَارِ.

Latin: Qālat: "Fa kunnā naṣūmuhu ba‘da wa nuṣawwimu ṣibyānanā, wa naj‘alu lahum al-lu‘bata min al-‘ihni, fa idzā bakā aḥaduhum ‘alāṭ-ṭa‘āmi a‘ṭaynāhu dzālika ḥattā yakūna ‘inda al-ifṭār."

Terjemahan: Diriwayatkan dari Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz radhiyallahu 'anha, ia berkata: “Kami menyuruh puasa anak-anak kami. Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis karena lapar, kami berikan mainan itu kepadanya hingga tiba waktu berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

(Mikail Mohammad Imam Muda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: