Waduh! Thailand Temukan Residu Kimia Berbahaya pada Anggur Shine Muscat Impor dari China

Waduh! Thailand Temukan Residu Kimia Berbahaya pada Anggur Shine Muscat Impor dari China

Anggur Shine Muscat -tangkapan layar-Instagram:@freshfruits01

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand didesak oleh Dewan Konsumen Thailand (TCC) untuk segera mengambil keputusan tindakan hukum terhadap importir anggur Shine Muscat.

Anggur Shine Muscat yang diduga mengandung bahan berbahaya, sebelumnya anggur shine muscat telah dilakukan uji coba di laboratorium dan telah menunjjukan beberapa diantaranya yaitu terkontaminasi bahan kimia yang dilarang di Thailand.

Taukah kamu bahwa pestisida biasa digunakan oleh petani untuk melindungi tanaman dari serangga, hewan pengerat dan kuman.

Sisa bahan kimia atau residu pestisida biasanya masih menempel karena tak mudah untuk dihilangkan dengan air biasa.

Saat residu pestisida masuk dalam tubuh, hal tersebut bisa memicu kesehatan yang terkait dengan penggunaan pestisida.

The Thai Persticide Alert Network (Thai-PAN) yang telah memperingati tentang kontaminasi anggur shine muscat dan menemukan sebagian sampel mengandung residu bahan kimia berbahaya di atas tingkat maksimum yang diizinkan.

Dewan Konsumen Thailand atau Thailand Consumbers Council (TCC) serta Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan hasil uji lab pada Kamis lalu.

Dari hasil tersebut ada total sembilan sampel yang diidentifikasi sebagai barang impor dari China.

BACA JUGA:BPOM Temukan 10 Obat Herbal Mengandung Bahan Kimia Berbahaya: Beberapa dapat Rusak Ginjal dan Jantung

BACA JUGA:Hati-hati! Penggunaan Pestisida Malah Buat Wabah Kutu Busuk Lebih Makin Parah, Ini Penyebabnya!

Pada 2 dan 3 Oktober 2024, TCC mengambil 24 sampel anggur muscat populer dengan membeli dari berbagai tempat berbeda, termasuk dua dari toko daring, tujuh dari toko buah dan pasar segar, serta 15 dari supermarket.

Uji laboratorium menemukan residu 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas batas aman 0,01 mg/kg. Secara total, pengujian tersebut juga mendeteksi 50 residu bahan kimia, 22 di antaranya tidak diatur dalam hukum Thailand saat ini, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.

Sementara untuk 15 sampel lainnya masih belum dapat diidentifikasi.

"Sangat mengejutkan ketika kami melihat bahwa 23 dari 24 sampel mengandung residu pestisida yang melebihi batas yang diizinkan." tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: