Gempar! Seorang Warga Ngamuk di RSUD Bahteramas Kendari, Diduga Pelyanan Buruk hingga Pasien Meninggal
Pasien di RSUD Bahtermas, Kemdari meninggal dunia diduga pelayanan buruk rumah sakit.--instagram.com
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Beredar sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan emosi dari keluarga pasien di RSUD Bahteramas, Sulawesi Tenggara, pada Senin, 7 Oktober 2024.
Keluarga pasien tersebut marah karena menganggap pelayanan rumah sakit tidak maksimal, hingga salah satu pasien bernama Uttang meninggal dunia. Unggahan akun Facebook bernama Rahma Raif tersebut telah dibagikan sebanyak 3.484 kali, 652 komentar, serta disukai 1.325 orang.
Melalui unggahannya, Rahma Raif menyesalkan pelayanan RSUD Bahteramas yang menangani pasien rujukan. Hampir seminggu, pasien pria tersebut disebut tidak pernah ditangani dokter dan hanya diberikan obat-obatan oleh perawat yang berjaga.
“Astagfirullah, sudah satu minggu dirujuk belum ada dokter. Entah kenapa ini pelayanan di RSUD Bahteramas,” tulis Rahma dalam postingannya.
BACA JUGA:
- Cara Cek Jadwal SKD CPNS 2024 serta Lokasi Tes dan Sesi Ujian, Simak Selengkapnya Disini!
- Karang Cerita Horor Demi Cuan, Masinis Gadungan di Podcast Lentera Malam Ditangkap
Sementara itu, pria yang merekam video sejumlah perawat memberikan pelayanan darurat kepada pasien tampak melampiaskan kekesalannya. Dia terlihat mengamuk dan melontarkan kata-kata kasar kepada para perawat.
“Kami mau bawa pulang di kampung, tetapi kalau bilang tunggu dokter, tunggu dokter. Dokternya tidak pernah datang. Ini pelayanannya Rumah Sakit Bahteramas, biar sudah sekarang, hanya obat, obat, obat, saja terus,” kesal pria dalam video itu.
Hingga saat ini, tuduhan tersebut ramai diperbincangkan di media sosial setelah keluarga pasien mengamuk dalam ruang perawatan, karena menilai pelayanan RSUD Bahteramas buruk.
Meski telah menyampaikan bantahan atas tuduhan tersebut, Hasmudin baru akan memeriksa dokter dan perawat yang menangani pasien, pada Selasa, 8 Oktober 2024. Jika terdapat kelalaian, Hasmudin akan memberi sanksi tegas kepada dokter dan perawat.
BACA JUGA:
- Fakta-Fakta Guru SMKN 56 Penjaringan yang Cabuli 15 Siswinya
- 116 WNI Pilih Bertahan di Lebanon, Kemenlu Ungkap Alasannya
“Kalau memang dokternya salah atau perawat, saya harus berikan punishment (hukuman),” tuturnya, pada Senin, 7 Oktober 2024.
Hasmudin menyebut baru menerima informasi tertulis dari perawat atas meninggalnya pasien bernama Uttang. Dari informasi tertulis tersebut, dia membantah tudingan bahwa dokter yang menangani pasien tidak pernah menemui pasien.
Menurut Hasmudin, proses pelayanan yang diberikan dokter dan perawat terhadap pasien sudah sesuai standard operating procedure (SOP).
“Kalau misalkan ada tuduhan tidak pernah dilihat oleh dokter, saya kira itu tidak benar juga. Sudah ditangani, sudah diterapi, dan sudah dijelaskan penyakitnya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: