Sadis! Murid SMA di Pasuruan Depresi Berat Gegara Dibully hingga Masuk RSJ

Sadis! Murid SMA di Pasuruan Depresi Berat Gegara Dibully hingga Masuk RSJ

Seorang siswa SMA di Pasuruan masuk RSJ gegara perundungan yang dilakukan teman sekolahnya.--instagram.com

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Siswa SMAN 4 Kota Pasuruan berinisial NS (17) menjadi korban perundungan teman sekolahnya yang berjumlah 15 orang. Tak main-main, korban bahkan sudah mendapatkan tindak perundungan itu sejak dirinya duduk di bangku SMP. 

Hal itu diketahui dari cuitan @heraloebss yang mengungkap kasus perundungan tersebut. Dari cuitannya diketahui bahwa NS telah dilarikan ke RSJ sejak 26 Agustus 2024.

"Kasus perundungan menimpa NS (17), pelajar kelas XI SMA 4 Kota Pasuruan, yang harus dirawat di RSJ dr Radjiman Malang karena depresi berat," tulis akun tersebut.

Lebih ironisnya lagi, pelajar tersebut ternyata sudah bertahun-tahun menjadi korban bully oleh teman-teman sekolahnya, bahkan sejak NS masih duduk dibangku SMP.

Tak tinggal diam dengan kasus perundungan ini, kakak korban pun akhirnya melaporkan kasus bullying yang menimpa adiknya itu ke Polres Pasuruan Kota pada Senin, 26 Agustus 2024.

BACA JUGA:

“Sejak SMP sering dibully, karena curhatnya ke saya, ceritanya ke saya,” kata Faris Rohman Maulana (23), kakak kandung korban usai melaporkan aksi belasan siswa yang membully adiknya.

Fariz mengatakan, jenis perundungan yang dialami NS mulai dari olok-olok, hingga dipukul dan dicakar. Selain itu, sang kakak menyebut adiknya juga sering diperas.

“Misal adik saya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan temannya, difoto mau dilaporkan dengan bukti foto. Kalau nggak kasih uang langsung dihajar,” jelas Fariz. 

“Adik saya juga sering diperas Rp10 ribu hingga Rp20 ribu,” sambungnya, pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Puncaknya pada 17 Agustus 2024, usai upacara HUT RI di sekolah SMAN 4 Kota Pasuruan. Korban dihadang di depan pintu gerbang sekolah, dikepung dan diancam.

“Adik saya kabur karena sudah biasa dibully, sampai di rumah dengan wajah takut dan pucat dan nafas terengah-engah kayak orang ketakutan,” terang Fariz.

Selang beberapa hari sejak peristiwa tersebut, korban dihantui rasa takut dan cemas. Adiknya mengalami depresi berat, sering mengamuk hingga memukuli tembok.

Wakil Ketua Komnas Perlindungan Anak Jatim Bidang Advokasi dan Pembaruan Hukum, Wahyuni Tri Wuyanto menuturkan, peristiwa berawal ketika NR hendak mengikuti upacara kemerdekaan, pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: