Bahaya Batuk Rejan, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Bahaya Batuk Rejan, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Bahaya Batuk Rejan/ilustrasi-ilustrasi-freepik.com

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Batuk rejan, atau dikenal juga sebagai pertusis, adalah infeksi saluran pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.

Penyakit ini dikenal dengan batuk paroksismal, yaitu serangan batuk yang berulang-ulang dan diikuti oleh suara tarikan napas yang khas menyerupai "rejan" atau "whoop."

Batuk rejan sering kali dimulai dengan gejala yang mirip dengan pilek, tetapi kemudian berkembang menjadi batuk yang parah dan berlangsung lama.

Penyebab Batuk Rejan

Penyebab utama batuk rejan adalah bakteri Bordetella pertussis. Bakteri ini menyerang lapisan saluran pernapasan bagian atas dan menghasilkan racun yang merusak jaringan serta menyebabkan peradangan.

Batuk rejan mudah menyebar melalui udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin, dan orang lain menghirup bakteri tersebut.

Gejala Batuk Rejan

Batuk rejan berkembang melalui tiga tahap:

  • Tahap Kataral: Tahap awal ini berlangsung sekitar 1-2 minggu dan seringkali disalahartikan sebagai flu biasa. Gejalanya termasuk pilek, demam ringan, bersin, dan batuk ringan.
  • Tahap Paroksismal: Tahap ini adalah yang paling khas dan berlangsung selama 1-6 minggu, kadang lebih lama. Pada tahap ini, batuk menjadi lebih parah, sering kali terjadi serangan batuk yang cepat dan berulang-ulang yang diakhiri dengan suara rejan. Serangan ini bisa menyebabkan penderita kesulitan bernapas, muntah, dan kelelahan.
  • Tahap Pemulihan: Tahap terakhir ini berlangsung selama beberapa minggu hingga bulan. Serangan batuk mulai berkurang, tetapi penderita masih bisa mengalami batuk ringan selama periode ini.

Komplikasi Batuk Rejan

Batuk rejan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan anak-anak. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:

  • Pneumonia: Infeksi paru-paru yang bisa mengancam nyawa.
  • Keletihan Ekstrem: Serangan batuk yang intens dapat menyebabkan kelelahan fisik yang signifikan.
  • Kejang: Dapat terjadi akibat kurangnya oksigen selama serangan batuk.
  • Pendarahan di Mata atau Otak: Akibat tekanan yang tinggi selama batuk.

Pengobatan Batuk Rejan

Pengobatan batuk rejan umumnya melibatkan pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri dan mencegah penyebaran infeksi ke orang lain. Namun, antibiotik tidak selalu efektif dalam mengurangi gejala jika penyakit sudah berkembang ke tahap paroksismal.

Selain antibiotik, pengobatan suportif seperti cairan tambahan, oksigen, dan pemantauan di rumah sakit mungkin diperlukan, terutama pada bayi atau orang dewasa dengan komplikasi.

Pencegahan Batuk Rejan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: