Kenali Erotomania, Gangguan Delusi Cinta yang Merasa Yakin Dirinya Dicintai Namun Nyatanya Tidak

Kenali Erotomania, Gangguan Delusi Cinta yang Merasa Yakin Dirinya Dicintai Namun Nyatanya Tidak

Ilustrasi Foto: Erotomania--instagram.com

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Pernahkah kamu mendengar istilah 'Erotomania'? Istilah ini lumayan viral di media sosial belakangan ini. Erotomania merujuk pada gangguan mental tentang perasaan dicintai oleh seseorang, namun nyatanya tidak. 

Seseorang dengan erotomania bahkan sangat yakin jika sudah menjalin hubungan cinta melalui anggapan tersebut. Di sisi lain, pengidapnya mungkin kesulitan menerima fakta jika semua yang dipikirkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Penderita erotomania memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya sedang disukai oleh seseorang meski orang tersebut tidak mengenal atau belum pernah bertemu dengan penderita. Fenomena atau gangguan psikologis tertentu, seperti celebrity worship, bisa membuat seseorang mengalami erotomania.

Hanya dengan berkhayal, mendengar berita, atau melihat media sosial milik seseorang saja sudah cukup untuk memicu munculnya gangguan delusi erotomania. Gangguan kejiwaan ini lebih banyak dialami oleh wanita, tetapi bukannya tidak mungkin dialami juga oleh pria.

BACA JUGA:

Berbagai Penyebab Erotomania

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti seseorang mengalami erotomania. Namun, gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik, psikologis, gaya hidup, dan faktor lingkungan. Tidak hanya itu, erotomania juga sering muncul karena gangguan jiwa tertentu, seperti:

  • Skizofrenia
  • Gangguan bipolar
  • Gangguan skizoafektif
  • Depresi
  • Gangguan kepribadian, misalnya borderline personality disorder

Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa erotomania dapat terjadi sebagai cara seseorang untuk mengendalikan stres dan trauma berat yang dialaminya. Selain itu, penyakit otak juga bisa menimbulkan gejala erotomania, seperti tumor otak atau penyakit Alzheimer.

Gejala paling utama dari gangguan psikologis ini adalah keyakinan jika seseorang benar-benar mencintainya. Seringkali belum ada bukti yang konkret terkait hal tersebut.

Seseorang yang mengalami erotomania kerap berbicara tentang orang lain. Bahkan, pengidap gangguan ini juga memiliki obsesi untuk mencoba bertemu atau berkomunikasi dengan orang yang diinginkannya agar bisa bersama.

Beberapa gejala lainnya yang bisa dirasakan, yaitu:

  • Memiliki obsesi terhadap media jika orang yang disukainya adalah selebriti atau fitur publik.
  • Secara konstan mengirim sesuatu, termasuk hadiah, kepada orang yang disenanginya.
  • Terus-menerus melakukan panggilan telepon.
  • Yakin jika seseorang mencoba berkomunikasi secara diam-diam, seperti melalui tatapan mata, gerak tubuh, dan lainnya.
  • Menciptakan situasi palsu agar seseorang mengejar atau mencoba menghubungi dirinya.
  • Merasa cemburu jika seseorang yang ditaksir berhubungan dengan orang lain.
  • Kehilangan minat terhadap aktivitas apa pun selain berbicara tentang orang lain atau melakukan aktivitas yang berhubungan dengan hal tersebut.

BACA JUGA:

Erotomania juga dapat terjadi dalam waktu yang singkat, atau disebut juga gangguan psikotik. Kondisi ini melibatkan delusi yang memburuk secara tiba-tiba. Hal ini rentan terjadi pada seseorang dengan gangguan, seperti skizofrenia dan bipolar.

Gejala yang berhubungan dengan hal ini adalah:

  • Memiliki energi tubuh dengan jumlah yang tidak biasa.
  • Kesulitan untuk tidur.
  • Lebih aktif dalam melakukan aktivitas dibandingkan biasanya.
  • Cara berbicara cepat dalam waktu singkat.
  • Memiliki banyak pemikiran dalam waktu yang relatif singkat.
  • Melakukan perilaku yang berisiko, seperti mengemudi ugal-ugalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: