Mengulik Kekayaan Luar Biasa Kim Jong-un di Tengah Kemiskinan Rakyat Korea Utara
Kim Jong-un Dikabarkan Menderita Obesitas-ilustrasi-foto : tangkapan layar Youtube
Selain itu, sejumlah laporan menyebut bahwa Kim Jong-un mendapatkan kekayaannya melalui rekening bank asing yang tersebar di berbagai negara.
Keberadaan lebih dari 200 rekening bank di Austria, Liechtenstein, Rusia, Singapura, China, Swiss, dan Luksemburg menjadi salah satu cara utama untuk menyembunyikan dan mengelola kekayaannya yang fantastis.
BACA JUGA:
- Viral Terbaru! Link Download dan Nonton Video TKW Korea vs TKI Hongkong, 'Bikin Baper'
- Sedang Tayang! Berikut Link Nonton dan Sinopsis Drama Korea 'High School Return of A Gangster' Gratis
Ketimpangan Ekonomi di Korea Utara
Di balik kemewahan hidup Kim Jong-un, terdapat kenyataan pahit yang dialami oleh sebagian besar rakyat Korea Utara.
Tingkat kemiskinan di negara ini sangat tinggi, dengan sekitar 60% populasi hidup dalam kemiskinan absolut pada tahun 2020.
Artinya, sekitar 15 juta warga Korea Utara tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, air minum bersih, pendidikan, dan perawatan medis.
Gaji rata-rata warga Korea Utara sangat rendah, hanya berkisar antara 5.000 hingga 10.000 won Korea Utara per bulan, yang setara dengan Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta (kurs Rp 300).
Kondisi di pedesaan bahkan lebih buruk; perekonomian pedesaan berada dalam kondisi yang sangat sulit, dengan pendapatan tahunan rata-rata per penduduk kurang dari 15.600 rupiah atau sekitar 1 dolar AS.
BACA JUGA:
- Korea Utara Serang Korea Selatan! Korut Kirim Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran Hewan Berjumlah Ratusan
- KIA EV3 Meluncur di Korea Selatan Juli 2024, Segini Harganya
Kesimpulan
Kekayaan Kim Jong-un yang mencapai USD5 miliar atau setara dengan Rp81,7 triliun mencerminkan sebuah ketimpangan yang mencolok dibandingkan dengan kondisi kehidupan rakyat Korea Utara yang sangat miskin.
Sumber kekayaan ini, yang sebagian besar berasal dari aktivitas ilegal dan warisan keluarga, menambah kompleksitas masalah ekonomi dan sosial di negara tersebut.
Dalam konteks global, situasi ini memicu perdebatan etika dan moral tentang bagaimana sebuah rezim totaliter bisa mengakumulasi kekayaan sebesar itu di tengah kemiskinan rakyatnya.
Selama kekayaan ini terus bertambah tanpa ada transparansi dan akuntabilitas, rakyat Korea Utara mungkin akan terus menderita dalam bayang-bayang kemewahan pemimpinnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: