Jelang Puncak Haji, Simak 4 Imbauan Kemenag untuk Jemaah Lansia

Jelang Puncak Haji, Simak 4 Imbauan Kemenag untuk Jemaah Lansia

$ imbauan Kemenag untuk jemaah haji lansia-sabrina hutajulu-radarpena.co.id

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Ada pesan khusus dari Kementerian Agama (Kemenag) kepada jemaah haji lansia jelang puncak haji di Tanah Suci.

Pesan khusus atau imbauan Kemenag ini tak lain karena jumlah jamaah lansia Indonesia pada musim haji tahun ini mencapai 44.795 jemaah.

Berdasarkan total kuota jemaah haji reguler, yaitu 213.320 orang, hampir 21% jemaah tahun ini kategori lansia di atas 65 tahun.  

Anggota Media Center Kemenag Widi Dwinanda menyampaikan, dalam buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Bagi Lansia yang diterbitkan Kementerian Agama disebutkan sejumlah kemudahan (rukhsah) bagi jemaah lansia dalam menjalani rangkaian ibadah hajinya. 

“Pertama, salat di hotel atau masjid terdekat hotel. Salat bagi jemaah lansia, risiko tinggi dan disabilitas  bisa dilakukan di mana saja di Tanah Haram baik di hotel atau di masjid terdekat. Mereka tetap mendapatkan keutamaan pahala salat sebagaimana di Masjidil Haram,” terang Widi pada Selasa 28 Mei 2024.

Kedua, ujar Widi, melontar jumrah. Hukum melontar jumrah adalah wajib. 

BACA JUGA:

Apabila seseorang tidak melaksanakannya dikenakan dam/fidyah. 

“Bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan lontar jumrah dapat mewakikan pada orang lain, dengan syarat si wakil harus melempar atas nama dirinya terlebih dulu untuk masing masing dari ketiga jumrah,” terang dia.

Ketiga, tawaf. Tawaf Ifadhah merupakan salah satu rukun haji. Mengingat area tawaf penuh sesak, jemaah lansia perlu memilih waktu yang strategis dan kondusif. 

“Pelaksanaan tawaf tidak harus berjalan kaki. Boleh juga dengan naik kursi roda, digendong atau menggunakan skuter,” ucapnya. 

Keempat, sai. Berdasarkan pendapat Mazhab Syafi’i, Widi menjelaskan, lansia boleh memilih bersa’i dengan jalan kaki, naik kursi roda atau skuter, sesuai situasi dan kondisinya saat itu.

Menurutnya, jemaah lansia juga perlu mempertimbangkan tips Imam Al Nawawi yang menyatakan bahwa yang lebih utama adalah mencari waktu yang sepi untuk bersa’i. 

“Jika suasana sangat ramai dan berdesak-desakan, lebih baik menjaga diri agar tidak sampai terdesak atau tersakiti oleh orang lain,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: