Tolak Rasisme dan Diskriminasi, KOI Tegaskan Agar Olahraga Indonesia Harus Naik Level

Tolak Rasisme dan Diskriminasi, KOI Tegaskan Agar Olahraga Indonesia Harus Naik Level

Tolak Rasisme dan Diskriminasi, KOI Tegaskan Agar Olahraga Indonesia Harus Naik Level-Radarpena-

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menegaskan pentingnya revolusi mental dan kepatuhan terhadap nilai-nilai olimpiade untuk menaikkan level olahraga Indonesia di mata dunia.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi tuan rumah event olahraga dunia. Beberapa agenda olahraga dunia telah masuk dalam daftar, seperti Kejuaraan Dunia Senam 2025, Piala Dunia Basket U-19, sampai ke Youth Olympic Games dan Olimpiade 2036.  

Namun, insiden rasis yang dilakukan oknum netizen di platform media sosial usai Timnas Indonesia U-23 kalah 0-1 dari Guinea di playoff Olimpiade Paris 2024 menjadi salah satu peringatan.

Indonesia harus bisa menjunjung tinggi nilai-nilai olympism supaya bisa menaikkan level olahraga Indonesia di mata dunia.

“Indonesia punya mimpi menjadi tuan rumah Olimpiade dan banyak multievent olahraga kelas dunia lain. Tapi kalau kita masih ada rasis dan diskriminasi, olahraga kita tidak akan pernah naik level. Mental ini yang harus dibenahi,” kata Okto.

BACA JUGA:

Merujuk Piagam Olimpiade (Olympic Charter), NOC Indonesia menurut Okto perlu menegaskan sikap sebagai sebuah bangsa yang besar bahwa tak boleh ada diskriminasi dalam olahraga.

Menurutnya, dalam nilai-nilai Olimpiade jelas disebutkan ada yang namanya Excellent, Friendship dan Respect.

“Nilai-nilai ini yang harus kita jaga. Indonesia harus punya suara untuk no racism, no discriminations and keep sports as neutral zone. Sikap NOC Indonesia jelas sebagai penjaga dan menjunjung tinggi Olympic Charter atau Piagam Olimpiade, maka kami menegaskan tidak ada diskriminasi dalam aktivitas olahraga,” tegasnya. 

“Jangan sampai kita dikerdilkan di pergaulan olahraga internasional karena melakukan diskriminasi di olahraga, terutama kepada atlet. Olahraga adalah aktivitas independen yang mengedepankan sportivitas, respect, dan persahabatan” tambah Okto.

Hal ini menurut Okto merupakan landasan gerakan olimpiade membangun aktivitasnya untuk memajukan olahraga, budaya dan pendidikan dengan tujuan membangun dunia yang lebih baik.

Okto mengutip pernyataan Bapak Olimpiade, Pierre Le Coubertin, yang menyampaikan bahwa perdamaian tidak akan pernah diraih tanpa memisahkan ras.

Okto menegaskan bahwa Piagam Olimpiade menjamin atlet yang berkompetisi tidak boleh mendapatkan diskriminasi dalam bentuk apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pendapat politik atau hal lain yang berkaitan dengan asal kebangsaan, sosial, properti, kelahiran atau status lainnya.

“Sehingga melalui kegiatan olahraga, kita harus menunjukkan kedewasaan kita dalam menempatkan diri di kancah dunia. Apalagi, kita membidik atau menargetkan untuk dapat menjadi tuan rumah Olimpiade pada 2036 nanti”, harap Okto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: