IDAI Buka Suara soal Metode Pembekuan ASI Menjadi Bubuk: Jangan Gegabah Sangat Berisiko!

IDAI Buka Suara soal Metode Pembekuan ASI Menjadi Bubuk: Jangan Gegabah Sangat Berisiko!

Bahaya metode pembekuan ASI menjadi bubuk-ilustrasi-freepik.com

"Metode ini adalah temuan yang masih sangat baru. Hingga kini belum ada pembuktian lengkap melalui riset ilmiah dan tidak ada rekomen dari organisasi kesehatan," ucapnya. 

Dengan demikian, Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia memperingatkan kepada semua pihak agar tidak gegabah mempromosikan atau memberikan freeze-dryed_ASI kepada bayi.

BACA JUGA:Shin Tae-yong Masih Geram dengan Wasit di Laga Indonesia vs Guinea, Ini Jejak Hitam Francois Letexier

Apalagi bayi dengan kondisi medis tertentu seperti prematur atau bayi yang mengalami gangguan kekebalan tubuh atau penyakit kronis.

"Zat aktif yang menjadi keunggulan ASI hilang dalam proses freeze drying. Apalagi produk susu bubuk ini tidak steril proses pembuatannya. Ditambah adanya risiko multiplikasi bakteri selama penyimpanan," pungkasnya.

Seperti diketahui, baru-baru ini ramai di media sosial (medsos) soal metode pembekuan ASI dan mengubahnya menjadi bubuk (freeze dryed).  

Metode freeze-drying atau pengeringan beku ASI menjadi bentuk bubuk dilakukan dengan tujuan memperpanjang umur simpan ASI.

Biasanya, paling lama ASI bisa bertahan 6 bulan dengan freezer. Keberadaan metode ASI bubuk ini diketahui bisa bertahan sampai 3 tahun. 

ASI bubuk ini disebut juga bisa menjadi penghematan ruang penyimpanan ASI dan meningkatkan kenyamanan ibu ketika bepergian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: