Warga Palestina Kesulitan Jalani Ibadah Puasa Ramadan

Warga Palestina Kesulitan Jalani Ibadah Puasa Ramadan

ilustrasi konflik palestina dan israel --

JAKARTA, RADARPENA.CO.ID- Warga Palestina mengalami kesulitan dalam menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Seperti, kehilangan anggota keluarganya dan tidak memiliki tempat tinggal yang layak. 

Selain itu, warga Palestina juga kesulitan untuk beribadah. Hal ini lantaran masjid-masjid banyak yang dihancurkan akibat serangan militer Israel.

"Mereka banyak  kehilangan anggota keluarga. Mereka tidak memiliki tempat tinggal yang layak," kata Relawan Mer-c Indonesia Fikri Rofiqul Haq,Rabu 13 Maret 2024 malam.

BACA JUGA:7 Amalan Ramadan Sunnah Dianjurkan Nabi Muhammad SAW

"Situasi puasa pada bulan Ramadan ini sangat berbeda dengan Ramadan tahun lalu. Mereka kesulitan untuk beribada pada bulan Ramadan ini terutama dalam melaksanakan salat Tarawih," ujarnya.

Sedangkan untuk berbuka puasa dan sahur, warga Palestina mengonsumsi makanan seadanya. Hal ini karena bantuan pangan masih sulit masuk ke Jalur Gaza  karena diblokade oleh Israel.

"Saat ini, yang bisa dikonsumsi masyarakat Palestina dengan buah-buahan dan sayur-sayuran. Seperti, misalnya kentang," ucapnya.

BACA JUGA:Update Harga Bahan Pangan Sembako 12 Maret 2024, Awal Ramadan Beras hingga Daging Ayam Naik

Menurut Fikri, dari kentang itu warga Palestina membuat kentang rebus. Dan dikreasikan dengan makanan lain seperti roti. "Makanan ini dikonsumsi untuk sahur dan buka puasa," katanya. 

Meski demikian, menurut Fikri, jumlah makanan yang didapat warga Paletina ini sangat terbatas. Ditambah lagi, harga bahan makannan tersebut melonjak tinggi. 

"Karena kita tahu saat ini terjadi inflasi yang besar-besaran.Terhadap bahan pokok yang ada di Gaza," ujarnya.  

Ia mengungkapkan, dalam 6 bulan ini Palestina dibombardir oleh Israel. Sehingga, berdampak pada ketersediaan bahan makanan. 

"Bahan makanan menipis sehingga terjadi lonjakan harga. Tentunya membuat warga Palestina kesulitan dalam menjalankan Ramadan tahun ini," ucapnya. 

Fikri menyampaikan kesulitan tidak hanya dirasakan warga Palestina. Tetapi juga dirasakan tim medis yang jumlahnya mencapai 2.000 orang tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: