Apa Itu Fatherless, Fenomena Baru yang Lagi Menjadi Sorotan di Indonesia

Apa Itu Fatherless, Fenomena Baru yang Lagi Menjadi Sorotan di Indonesia

Fenomena Fatherless Luka Anak yang Tak Terlihat--Foto: freepik

BACA JUGA:

Hal ini memperkuat urgensi untuk memahami dan menerapkan peran yang seimbang antara kedua orang tua dalam membentuk fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan anak.

Dari Patriarki hingga Kurangnya Kesadaran: Membongkar Akar Permasalahan

Walaupun memiliki peran yang sangat vital, tampaknya peran ayah masih belum sepenuhnya optimal. Fungsi ayah yang seharusnya mencakup cinta, pelatihan, dan menjadi teladan bagi anak, sayangnya terbatas pada peran sebagai pencari nafkah. Hal ini juga diperkuat oleh tradisi lama yang mengagungkan peran ayah sebagai penopang ekonomi keluarga.

"Ayah baru pulang kerja dan masih lelah, biarkan dia istirahat dulu!"

"Suami itu pekerja keras mencari rezeki, sedangkan istri bertanggung jawab mengurus anak."

"Kenapa suaminya yang mengurus anak, sementara istrinya pergi ke mana?"

"Luar biasa, ya, suaminya bersedia membantu pekerjaan rumah."

BACA JUGA:

Partisipasi ayah dalam pengasuhan sering dianggap sebagai kegagalan seorang ibu dalam mengurus anak. Persepsi ini menciptakan stigma bahwa laki-laki, sebagai ayah, dianggap tidak layak untuk terlibat dalam urusan pengasuhan anak dan tugas rumah tangga.

Padahal, pengasuhan anak seharusnya menjadi tanggung jawab bersama kedua orang tua. Namun, tidak sepenuhnya bisa menyalahkan para ayah karena fenomena ini muncul.

Budaya patriarki menjadi pihak yang bertanggung jawab atas pandangan ini, karena menegaskan dominansi laki-laki dalam kehidupan dan membuat mereka kurang peduli, sehingga muncul anggapan bahwa hanya ibu yang berperan dalam pengasuhan anak.

Di samping itu, pola patrilineal yang masih kuat juga menjadi alasan mengapa peran laki-laki dianggap lebih tinggi, sehingga enggan untuk ikut serta dalam pekerjaan rumah yang sering dianggap sebelah mata.

Ayah Hebat Tak Terlahir, Tapi Dibentuk

Tetapi, hal ini bukan berarti tidak dapat diatasi. Ayah-ayah dapat secara nyata memperkuat interaksi dan peran mereka melalui lima langkah konkret, yakni membantu anak menyelesaikan masalah, menjadi teman bermain yang aktif bagi anak, serta mengajarkan anak mengenai perilaku yang relevan dalam kehidupan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: